
Mengekor Bursa Asia, IHSG Hanya Menguat Sesaat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,11% di 6.944,32 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/6/2022).
Selang 5 menit, IHSG terpantau berbalik ke zona merah dengan depresiasi tipis 0,20% ke angka 6.923,22 dimana pagi ini transaksi mencapai Rp 1 triliun dan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 107 miliar.
IHSG menguat saat mayoritas indeks saham acuan Asia bergerak di zona merah pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei 225 memimpin pelemahan dengan koreksi 1,42%.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu,indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,13%ke level 29.888,78. Namun,S&P 500menguat 0,22% ke level 3.674,84 dan Nasdaq menguat 1,43% ke 10.798,35.
Namun, secara keseluruhan, S&P anjlok 5,8% dalam sepekan. Pelemahan tersebut adalah yang terbesar sejak Maret 2020 atau saat periode awal pandemi Covid-19.
DowJones dalam sepekan melemah 4,8%, yang merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2020. Pada Kamis pekan lalu, untuk pertama kalinya sejak Januari 2021,Down Jones juga ditutup di bawah 30.000.
"Pekan ini bisa dibilang brutal... Saya bilang kita sedang mengalami resesi... ini resesi ringan, bukan resesi resmi menurut definisi NBER, pastinya belum, tapi semester pertama ini pertumbuhan ekonomi sudah negatif," tutur profesor Wharton Business School Jeremy Siegel kepadaCNBC International.
Bursa AS menjalani pekan yang sangat berat pada pekan lalu dipicu kenaikan suku bunga acuan The Fed, tingginya inflasi, dan ancaman resesi. Lonjakan inflasi membuat pasar khawatir The Fed akan mengambil kebijakan yang lebih agresif. Kebijakan tersebut dikhawatirkan bisa memukul perekonomian AS dan membawa Paman Sam ke lembah resesi.
Kekhawatiran resesi semakin kuat setelah indikator ekonomi AS yang dikeluarkan pada pekan lalu memburuk, termasuk penjualan ritel dan pembangunan rumah baru.
Penjualan ritel dan layanan konsumsi makanan terkontraksi 0,3% (month to month/mtm) pada Mei tahun ini.Data ini di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan penjualan bakal tumbuh 0,1%.
Data tersebut juga berbanding terbalik dibandingkan yang tercatat di April di mana penjualan ritel dan layanan konsumi makanan masih tumbuh 0,7%.
Sementara itu, pembangunan rumah baru di AS melemah 14,4% pada Mei menjadi 1,55 juta. Pembangunan rumah baru tersebut menjadi yang terendah sejak April 2020.
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000