
Dari BIPI Hingga HRUM, Ini 10 Saham Top Gainers & Top Losers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali ambles pada perdagangan Jumat (17/6/2022) akhir pekan lalu. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambles 1,61% di level 6.936,967. Sepanjang pekan lalu, IHSG ambruk 2,11% secara point-to-point (ptp) dibandingkan pekan lalu.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 782,5 miliar di seluruh pasar, di mana di pasar reguler, asing mencatatkan net sell hingga mencapai Rp 1,29 triliun.
BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai Rp 19 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.
Di tengah ambruknya kembali IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
![]() |
Saham emiten batu bara yakni PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) menjadi saham yang berada di posisi pertama top gainers pada Jumat akhir pekan lalu. Saham BIPI ditutup meroket 25,64% ke posisi harga Rp 147/saham.
Nilai transaksi saham BIPI pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 354,18 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,57 miliar lembar saham.
Dalam sepekan terakhir, harga saham BIPI telah melonjak hingga 28,95%. Kenaikan saham BIPI dipicu oleh aksi beli (net buy) investor asing yang mencapai 33,36 miliar di pasar reguler dan menguatnya kembali harga batu bara.
Harga batu bara mulai naik secara perlahan pada perdagangan akhir pekan lalu, di mana harga batu bara kontrak Juli di pasar internasional ditutup di harga US$ 358,75 per ton, melonjak 3,57%.
Kenaikan harga batu bara kemarin memperpanjang tren positif batu hitam yang sudah berlangsung sejak Rabu. Kenaikan juga menjadi kabar positif setelah batu bara tumbang selama periode 7-13 Juni 2022.
Dari kinerja keuangannya, perseroan mengantongi pendapatan Rp 201,03 miliar pada kuartal I-2022. Tren kenaikan harga batu bara beberapa waktu terakhir rupanya berdampak pada kinerja keuangan BIPI.
Selain saham BIPI, saham emiten kimia yakni PT Lotte Chemical Titan Tb (FPNI), yang harganya melonjak 18,03% ke harga Rp 550/saham pada perdagangan akhir pekan lalu
Nilai transaksi saham FPNI pada perdagangan Jumat lalu mencapai Rp 42,24 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 84,66 miliar lembar saham. Tetapi, asing melego saham FPNI sebanyak Rp 737,66 juta di pasar reguler.
Melesatnya harga saham FPNI terjadi setelah perseroan berencana menggarap pasar energi baru dan terbarukan (EBT) berupa hidrogen. Selain itu, perseroan juga akan berfokus menggarap sektor material untuk baterai.
Komitmen tersebut dibuktikan dengan road map strategi jangka panjang perusahaan yang akan menggelontorkan dana sebesar 10 triliun won atau setara dengan Rp 115 triliun hingga 2030.
Sebanyak 40% dari komitmen dana tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan bahan baku baterai yang diproyeksikan dapat mencetak pendapatan hingga 5 triliun won (Rp 58 triliun).
Sementara itu, sisanya akan diinvestasikan untuk pengembangan bisnis energi hidrogen yang diharapkan dapat memproduksi sekitar 1,2 juta ton hidrogen bersih per tahun dengan target pendapatan Rp 58 triliun per tahun.
Lotte Chemical menargetkan dari 1,2 juta ton produksi hidrogen per tahunnya akan dipasok untuk pembangkit listrik sebesar 600 ribu ton.
Sementara itu, sebanyak 450 ribu ton untuk fuel cells dan turbin gas serta sisanya 150 ribu ton untuk transportasi.