Top Gainers-Losers

Dari BIPI Hingga HRUM, Ini 10 Saham Top Gainers & Top Losers

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 June 2022 07:30
IHSG,  Senin (9/5/2022).
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali ambles pada perdagangan Jumat (17/6/2022) akhir pekan lalu. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambles 1,61% di level 6.936,967. Sepanjang pekan lalu, IHSG ambruk 2,11% secara point-to-point (ptp) dibandingkan pekan lalu.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 782,5 miliar di seluruh pasar, di mana di pasar reguler, asing mencatatkan net sell hingga mencapai Rp 1,29 triliun.

BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai Rp 19 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.

Di tengah ambruknya kembali IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten batu bara yakni PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) menjadi saham yang berada di posisi pertama top gainers pada Jumat akhir pekan lalu. Saham BIPI ditutup meroket 25,64% ke posisi harga Rp 147/saham.

Nilai transaksi saham BIPI pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 354,18 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,57 miliar lembar saham.

Dalam sepekan terakhir, harga saham BIPI telah melonjak hingga 28,95%. Kenaikan saham BIPI dipicu oleh aksi beli (net buy) investor asing yang mencapai 33,36 miliar di pasar reguler dan menguatnya kembali harga batu bara.

Harga batu bara mulai naik secara perlahan pada perdagangan akhir pekan lalu, di mana harga batu bara kontrak Juli di pasar internasional ditutup di harga US$ 358,75 per ton, melonjak 3,57%.

Kenaikan harga batu bara kemarin memperpanjang tren positif batu hitam yang sudah berlangsung sejak Rabu. Kenaikan juga menjadi kabar positif setelah batu bara tumbang selama periode 7-13 Juni 2022.

Dari kinerja keuangannya, perseroan mengantongi pendapatan Rp 201,03 miliar pada kuartal I-2022. Tren kenaikan harga batu bara beberapa waktu terakhir rupanya berdampak pada kinerja keuangan BIPI.

Selain saham BIPI, saham emiten kimia yakni PT Lotte Chemical Titan Tb (FPNI), yang harganya melonjak 18,03% ke harga Rp 550/saham pada perdagangan akhir pekan lalu

Nilai transaksi saham FPNI pada perdagangan Jumat lalu mencapai Rp 42,24 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 84,66 miliar lembar saham. Tetapi, asing melego saham FPNI sebanyak Rp 737,66 juta di pasar reguler.

Melesatnya harga saham FPNI terjadi setelah perseroan berencana menggarap pasar energi baru dan terbarukan (EBT) berupa hidrogen. Selain itu, perseroan juga akan berfokus menggarap sektor material untuk baterai.

Komitmen tersebut dibuktikan dengan road map strategi jangka panjang perusahaan yang akan menggelontorkan dana sebesar 10 triliun won atau setara dengan Rp 115 triliun hingga 2030.

Sebanyak 40% dari komitmen dana tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan bahan baku baterai yang diproyeksikan dapat mencetak pendapatan hingga 5 triliun won (Rp 58 triliun).

Sementara itu, sisanya akan diinvestasikan untuk pengembangan bisnis energi hidrogen yang diharapkan dapat memproduksi sekitar 1,2 juta ton hidrogen bersih per tahun dengan target pendapatan Rp 58 triliun per tahun.

Lotte Chemical menargetkan dari 1,2 juta ton produksi hidrogen per tahunnya akan dipasok untuk pembangkit listrik sebesar 600 ribu ton.

Sementara itu, sebanyak 450 ribu ton untuk fuel cells dan turbin gas serta sisanya 150 ribu ton untuk transportasi.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten batu bara dan mineral yakni PT Harum Energy Tbk (HRUM) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top losers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham HRUM ditutup ambles 6,99% ke harga Rp 1.730/saham. Dengan ini, maka saham HRUM menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Nilai transaksi saham HRUM pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 192,64 miliar dengan volume perdagangan mencapai 110,1 juta lembar saham. Investor asing melepasnya sebanyak Rp 18,88 miliar di pasar reguler.

Kenaikan harga batu bara global pada perdagangan ternyata tak mampu membawa berkah bagi bisnis HRUM. Sebagai informasi, HRUM merupakan salah satu emiten yang bergerak di sektor pertambangan batu bara dan mineral.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara sudah melesat 3,99% secara point-to-point, sementara dalam sebulan jatuh 12,52%.

Namun, pendapatan HRUM mencapai US$ 152,2 juta pada kuartal I-2022 atau tumbuh 167% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain saham HRUM, terdapat pula saham emiten telekomunikasi yakni PT Indosat Tbk (ISAT), yang harganya ambrol 6,91% ke posisi Rp 6.400/saham. Saham ISAT juga terkena batas ARB-nya pada Jumat pekan lalu.

Nilai transaksi saham ISAT pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 105,72 miliar dengan volume perdagangan mencapai 16,26 juta lembar saham. Asing justru mengoleksinya sebesar Rp 7,22 miliar di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, laba bersih Indosat tercatat turun 25% menjadi Rp 129 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 172 miliar.

Meski laba bersih Indosat menurun, tetapi pendapatan perseroan tercatat melonjak 55,14% menjadi Rp 9,38 triliun, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar Rp 6,05 triliun.

Secara spesifik, peningkatan tertinggi dicatatkan dari data seluler yang mana pasca merger jumlah pengguna nyaris mencapai 95 juta pelanggan, meningkat 50%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular