
Dari BIPI Hingga HRUM, Ini 10 Saham Top Gainers & Top Losers

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
![]() |
Saham emiten batu bara dan mineral yakni PT Harum Energy Tbk (HRUM) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top losers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham HRUM ditutup ambles 6,99% ke harga Rp 1.730/saham. Dengan ini, maka saham HRUM menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).
Nilai transaksi saham HRUM pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 192,64 miliar dengan volume perdagangan mencapai 110,1 juta lembar saham. Investor asing melepasnya sebanyak Rp 18,88 miliar di pasar reguler.
Kenaikan harga batu bara global pada perdagangan ternyata tak mampu membawa berkah bagi bisnis HRUM. Sebagai informasi, HRUM merupakan salah satu emiten yang bergerak di sektor pertambangan batu bara dan mineral.
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara sudah melesat 3,99% secara point-to-point, sementara dalam sebulan jatuh 12,52%.
Namun, pendapatan HRUM mencapai US$ 152,2 juta pada kuartal I-2022 atau tumbuh 167% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain saham HRUM, terdapat pula saham emiten telekomunikasi yakni PT Indosat Tbk (ISAT), yang harganya ambrol 6,91% ke posisi Rp 6.400/saham. Saham ISAT juga terkena batas ARB-nya pada Jumat pekan lalu.
Nilai transaksi saham ISAT pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 105,72 miliar dengan volume perdagangan mencapai 16,26 juta lembar saham. Asing justru mengoleksinya sebesar Rp 7,22 miliar di pasar reguler.
Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, laba bersih Indosat tercatat turun 25% menjadi Rp 129 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 172 miliar.
Meski laba bersih Indosat menurun, tetapi pendapatan perseroan tercatat melonjak 55,14% menjadi Rp 9,38 triliun, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 sebesar Rp 6,05 triliun.
Secara spesifik, peningkatan tertinggi dicatatkan dari data seluler yang mana pasca merger jumlah pengguna nyaris mencapai 95 juta pelanggan, meningkat 50%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]