Naik 2%, Kurs Dolar Singapura Tembus Rekor Termahal 2022
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali naik pada perdagangan Jumat (17/6/2022) hingga menembus ke atas Rp 10.700/SG$ yang merupakan rekor termahal sepanjang tahun ini.
Melansir data Refinitiv, dolar Singapura pagi ini naik ke kisaran Rp 10.711/SG$, atau naik 0,37% di pasar spot. Dalam 5 hari perdagangan di pekan ini, dolar Australia sudah melesat lebih dari 2,2%.
Terus menanjaknya dolar Singapura tidak lepas dari tekanan yang dihadapi rupiah akibat memburuknya sentimen pelaku pasar sebelum dan setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga.
Bank sentral AS (The Fed) yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, terbesar sejak 1994, menjadi 1,5% - 1,75% awalnya direspon positif oleh pasar finansial global.
Bank sentral paling powerful di dunia ini semakin agresif dalam menaikkan suku bunga.
The Fed di bulan depan juga akan menaikkan suku bunga 50 - 75 basis poin, dan di akhir tahun akan berada di kisaran 3,25% - 3,5%.
Semakin tinggi suku bunga maka risiko resesi Amerika Serikat akan semakin meningkat. Tetapi, resesi yang sesaat masih lebih bagus ketimbang jika inflasi tinggi mendarah daging yang bisa menggerogoti perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, keputusan The Fed untuk agresif menaikkan suku bunga demi meredam inflasi disambut baik pelaku pasar.
Namun, kini banyak analis yang menyangsikan langkah yang diambil The Fed tepat. Pernyataan dari ketua The Fed Jerome Powell juga dikatakan berbeda dengan kenyataan di lapangan yang membuat bursa saham AS (Wall Street) ambrol pada perdagangan Kamis waktu setempat.
Indeks Dow Jones jeblok hingga 2,4%, S&P 500 3,25%, dan Nasdaq merosot lebih dari 4%.
Jebloknya kiblat bursa saham dunia tersebut bisa memberikan sentimen negatif ke pasar Asia, yang membuat rupiah tertekan.
Tidak hanya The Fed, kemarin ada bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) yang mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga. Kemudian bank sentral Inggris yang sekali lagi menaikkan suku bunga, sehingga total sudah 5 kali.
Langkah bank sentral utama tersebut menunjukkan bagaimana inflasi yang tinggi bisa menimbulkan masalah, dan bisa berdampak secara global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)