
Dolar AS To The Moon, Siang-Siang Rupiah Makin Merana...

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali tak berdaya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Jumat (17/6/2022). Indeks dolar AS menguat tajam di pasar spot dan menekan rupiah hingga berada di posisi terendahnya sejak Oktober 2020.
Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan ambles 0,37% ke Rp 14.820/US$. Kemudian, rupiah terkoreksi lebih tajam menjadi 0,39% ke Rp 14.823/US$ pada pukul 11:00 WIB dan menjadi posisi terendah sejak Oktober 2020.
Indeks dolar AS terpantau menguat tajam 0,67% ke 104,327 terhadap enam mata uang dunia lainnya hari ini. Sehingga, rupiah pun tertekan hebat hingga menyentuh level di atas Rp 14.800/US$.
Penguatan sang greenback tersebut diprediksikan karena potensi kenaikan suku bunga acuan di pertemuan Juli, sehingga menambah daya tarik dolar AS yang juga merupakan aset safe haven.
"Indeks dolar AS dapat melemah ke level 102 dalam waktu dekat, tapi tren bullish juga belum selesai karena akan ada kenaikan suku bunga oleh The Fed di Juli," tutur analis Westpac dikutip dari Reuters.
Sementara itu, pemerintah AS kini sedang berusaha untuk menyelesaikan persoalan mengenai inflasi yang melonjak. Sebagai informasi, inflasi AS per Mei melonjak hingga mencapai 8,6% secara tahunan (yoy) sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir dipicu oleh kenaikan harga energi dan pangan.
Dalam setahun secara agregat biaya energi di AS meningkat 34,6% dengan kontributor terbesar yakni BBM (fuel oil) yang naik 106,7% diikuti oleh bensin dan biaya utilitas gas.
Sedangkan secara tahunan kenaikan makanan relatif kecil, tetapi masih di atas tingkat inflasi yakni 10,1% dengan daging, ikan dan telur menjadi salah satu komponen yang mengalami kenaikan tertinggi.
Hal tersebut tidak hanya menekan The Fed, tapi juga Menteri Energi AS Jennifer Granholm. Kemarin, Granholm berencana mengadakan pertemuan darurat dengan eksekutif penyulingan minyak mentah untuk pekan depan karena melonjaknya harga bensin.
Pertemuan tersebut akan membahas langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan produksi penyulingan sehingga dapat menurunkan harga.
Presiden AS Joe Biden telah mengirim surat kepada eksekutif perusahaan dari Marathon Petroleum Corp, Valero Energy Corp, dan Exxon Mobil Corp.
Karine Jean-Pierre, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan bahwa pemerintah ingin mendengar ide dari perusahaan energi mengenai cara yang dapat membantu mereka menurunkan harga.
Terkoreksinya mata uang Garuda, sebenarnya telah teridentifikasi pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Rupiah bergerak melemah cukup tajam jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada kemarin (16/6).
Periode | Kurs Kamis (16/6) pukul 15:13 WIB | Kurs Jumat (17/6) pukul 11:05 WIB |
1 Pekan | Rp14.738,0 | Rp14.832,0 |
1 Bulan | Rp14.754,0 | Rp14.852,0 |
2 Bulan | Rp14.769,0 | Rp14.868,0 |
3 Bulan | Rp14.788,0 | Rp14.888,0 |
6 Bulan | Rp14.849,0 | Rp14.937,0 |
9 Bulan | Rp14.919,0 | Rp15.012,0 |
1 Tahun | Rp15.020,0 | Rp15.102,0 |
2 Tahun | Rp15.324,0 | Rp15.482,0 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer