Rupiah Tembus 14.800/US$, Ini Nih Biang Keroknya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah belum mampu bangkit dari keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan terakhir. Kini dolar AS sudah berada di level Rp 14.800.
Apa penyebabnya?
Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata menyampaikan masalahnya kini tidak cuma di AS. Bank Sentral AS The Fed telah menaikan suku bunga acuan sebesar 0,75% kemarin untuk meredam lonjakan inflasi yang mencapai 8,6% year on year (yoy).
Namun beberapa bank sentral negara lain juga mengambil langkah yang serupa. SNB pada hari ini secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuannya menjadi minus (-) 0,25% dari sebelumnya - 0,75% atau naik 50 basis poin. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak September 2007.
Pada pertemuan Juni 2022, BoE kembali menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,25%. Menariknya yang membuat pasar bergejolak adalah ramalan BoE yang menyebut bahwa inflasi bisa mencapai 11% bahkan setelah BoE menaikkan suku bunga.
"Iya market masih merespon pengetatan kebijakan moneter Fed yang juga diikuti oleh SNB dan BoE yang mendorong risk off sentiment pada sesi US tadi malam. Market hari ini tunggu keputusan BoJ juga," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/6/2022)
Kondisi tersebut diperkirakan pelaku pasar sebagai sinyal kejatuhan ekonomi secara global. Beberapa negara bahkan semakin dekat dengan resesi.
"Tapi overall, market sepertinya cukup concerned dengan kenaikan suku bunga bank sentral global ini berpotensi mendorong hard landing perekonomian global dan mendorong resesi di beberapa negara termasuk AS," papar Josua.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Cadangan Devisa RI US$155,7 M: Utang Sampai Devisa Migas