
Alon-alon Waton Kelakon, Harga Batu Bara Naik Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mulai naik secara perlahan. Pada perdagangan Kamis (16/6/2022), harga batu bara kontrak Juli di pasar internasional ditutup di harga US$ 346,4 ton per ton. Menguat 0,41%.
Kenaikan harga batu bara kemarin memperpanjang tren positif batu hitam yang sudah berlangsung sejak Rabu (15/6/2022). Kenaikan juga menjadi kabar positif setelah batu bara tumbang selama periode 7-13 Juni 2022.
Dalam sepekan, harga batu bara masih melemah 4% secara point to point sementara dalam sebulan jatuh 8,3%. Dalam setahun, harga batu bara masih melesat 183,7%.
Kenaikan harga batu bara disebabkan oleh tingginya harga gas alam cair dan permintaan yang masih besar. Harga gas alam cair diperkirakan akan meningkat karena Rusia membatasi pasokan ke Eropa serta faktor cuaca.
Salah satu pemasok besar gas alam cair yakni Freeport LNG juga mengalami persoalan pada salah satu terminal mereka di Gulf Coast, Texas, sehingga berdampak kepada pasokan. Batu bara pun kemudian dicari sebagai alternatif bahan bakar pengganti.
"Harga gas alam cair sepertinya masih melonjak karena situasi di Rusia dan di Gulf Cost. Saat ini juga kerap terjadi badai. Kondisi ini akan menopang harga batu bara," tutur salah satu broker, seperti dikutip dari Montel News.
Perbaikan harga batu bara juga ditopang oleh kenaikan permintaan dari India. Pemerintah Negeri Bollywood telah meminta pembangkit listrik untuk meningkatkan stok batu bara mereka menjadi 40 juta ton selama hujan yang akan berlangsung Juli-September. Menteri Kelistrikan India R.K Singh mengatakan pasokan saat ini hanya sekitar 22,9 juta ton.
"Pada 1 April, pasokan kita sekitar 24 juta ton tetapi turun menjadi 19 juta ton pada 15 Mei. Pasokan meningkat menjadi 22,9 juta karena ada impor," tutur Singh, seperti dikutip The Economic Times.
Singh mengingatkan permintaan listrik akan turun karena suhu mendingin sehingga permintaan harian batu bara akan turun menjadi 2,1 juta ton. Namun, pasokan batu bara biasanya juga menurun saat musim hujan karena ada penurunan produksi.
"Output akan menurun sehingga pasokan berkurang. Ada selisih yang membesar karena itulah impor terus dilakukan. Harapannya itu bisa meningkatkan pasokan menjadi 40 juta ton," ujarnya.
Fabian Ronnigen, analis dari Rystad Energy, mengatakan masih ketatnya pasokan membuat harga batu bara masih bertahan tinggi. "Pasar berharap harga batu bara bisa lebih murah pada tahun depan," tuturnya, seperti dikutip dari Reuters.
Data dari Rystad Energy menunjukkan batu bara masih menjadi sumber energi yang kompetitif hingga 2025. Namun, langkah beberapa negara, seperti Eropa, mempercepat penggunaan energi terbarukan membuat batu bara bisa kehilangan daya tariknya dan makin ditinggalkan.
Permintaan dan penggunaan batu bara diperkirakan juga akan meningkat di Australia karena sejumlah pembangkit listrik yang akan kembali beroperasi. Australia tengah menghadapi krisis listrik setelah pembangkit listrik mereka kekurangan pasokan batu bara.
Persoalan listrik membuat Pasar Listrik Nasional National Electricity Market (NEM) menangguhkan pasar. NEM menyuplai listrik bagi seluruh wilayah Australia kecuali bagian utara dan barat. Di wilayah naungan NEM, pembangkit batu bara berkontribusi 65% terhadap total pasokan listrik.
NEM dijalankan oleh Australian Energy Market Operator (AEMO) sebagai regulator pasar. AEMO pada Rabu (15/6/2022) menangguhkan pasar, menetapkan harga secara langsung dan memberikan kompensasi kepada pembangkit listrik secara langsung.
Pasalnya, banyak pembangkit yang menahan kapasitas listrik mereka karena pasokan batu bara yang berkurang. AEMO mengatakan sulit untuk menambah kapasitas jika semakin banyak pembangkit listrik yang menutup operasi karena tidak ada pasokan.
Sekitar 25% pembangkit listrik batu bara juga tidak bisa beroperasi karena mengalami kendala dan menjalani pemeliharaan. Sementara itu, pasokan dari New South Wales dan Queensland juga sempat bermasalah karena banjir di awal tahun.
Persoalan ini kini mulai mereda setelah pemerintah New South Wales memberikan garansi bahwa pasokan batu bara untuk pembangkit mereka akan tercukupi.
Australia meningkatkan kapasitas penggunaan batu bara pada pembangkit mereka setelah harga gas melonjak tajam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Anjlok 1% Lebih! Sans, Nanti Naik Lagi Kok...
