
Harga Perak Cuma Turun Tipis, Fed Effect Pudar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak melemah pada perdagangan hari ini tertekan oleh imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang menguat setelah kenaikan suku bunga.
Pada Kamis (16/6/2022) pukul 16.40 WIB harga perak dunia tercatat US$ 21,55/ons, turun 0,48% dibandingkan harga penutupan kemarin.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,75% menjadi 1,75%. Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus yang memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 0,5%.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pun naik. Saat ini posisinya di 3,43%, terpaut tipis dari puncak tertinggi sejak 2008 di 3,48%.
Tingginya yield obligasi membuat kilau perak pudar. Sebab biaya peluang memegang perak yang merupakan aset tanpa imbal hasil menjadi lebih besar.
Meski demikian, harga perak masih ditopang oleh minat investor yang mencari perlindungan aset dari ketidakpastian ekonomi.
Para investor melihat ketidakpastian ekonomi dan prospeknya yang masih menantang membuat mereka masih melirik safe haven. Sehingga harganya tidak turun lebih dalam.
"Arus dukungan yang saling bertentangan dari potensi permintaan safe-haven dan pembelian lindung nilai inflasi versus tekanan dari rezim suku bunga yang lebih tinggi menjaga harga tetap seimbang," kata Michael McCarthy, kepala strategi di Tiger Brokers, Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terus Menukik, Harga Perak Turun 6 Hari Beruntun!