Ramalan Rupiah Pasca Suku Bunga AS Naik, Terpuruk Lagi?

MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 09:01 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan tanah air dimungkinkan bergerak lebih tenang pada hari ini. Termasuk rupiah, seiring dengan keputusan Bank sentral AS (The Fed) yang sesuai ekspektasi pasar.

Diketahui, pada dini hari tadi, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5-1,75%. Menjadi kenaikan terbesar sejak 1994, akibat inflasi yang semakin tinggi.


"Ya (akan positif). Kita lihat juga semalam dow jones juga positif setelah mereka dengar statement dari Powell," ungkap Ekonom Maybank Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/6/2022)

Dalam perkiraannya, rupiah akan bergerak pada rentang 14.500-14.700/US$. Sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) 6.900-7.100 dan yield obligasi 10 tahun 7,5%.

"Karena kenaikan ini sesuai ekspektasi sebelumnya. Tentu berbeda jika the menaikan bunga moneternya jadi 100bps untuk mengejar gap inflasi yang masih lebar," jelasnya.

Myrdal melihat investor masih akan bertahan di Indonesia seiring kondisi fundamental ekonomi yang menjanjikan. Baru saja neraca dagang dilaporkan kembali surplus US$ 2,9 miliar meskipun ada larangan ekspor CPO.

"Jadi masih banyak investor asing buat stay di sini masih liat Indonesia menarik secara fundamental dan kita juga masih punya amunisi devisa kuat," terang Myrdal.

Hal yang berbeda disampaikan Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz kepada CNBC Indonesia. The Fed menjadi agresif untuk menaikkan suku bunga acuan hingga akhir tahun.

"Saya melihat sulit hari ini untuk menguat apalagi after the fed meeting," kata Irman.

"Mungkin hari ini market akan lebih reaktif dengan rupiah yang lebih melemah karena agresifnya the fed," jelasnya. Dalam perkiraannya rupiah ke level 14.700-14.800/US$.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pentingnya Mendongkrak Pajak Menopang Kemandirian Ekonomi RI