Rupiah Menguat di Awal Sesi, Bisa Bertahan Sampai Penutupan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2022 09:11
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Kamis (16/6/2022). Bank sentral AS (The Fed) yang lebih agresif menaikkan suku bunga justru disambut baik oleh pelaku pasar.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,2% ke Rp 14.711/US$. Meski demikian, perjuangan rupiah untuk mempertahankan penguatan akan cukup berat, sebab pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah pagi ini ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan kemarin. 

Periode

Kurs Rabu (15/6) pukul 15:17 WIB

Kurs Kamis (16/6) pukul 9:02 WIB

1 Pekan

Rp14.720,3

Rp14.738,0

1 Bulan

Rp14.751,0

Rp14.754,0

2 Bulan

Rp14.765,0

Rp14.769,0

3 Bulan

Rp14.779,0

Rp14.788,0

6 Bulan

Rp14.833,0

Rp14.849,0

9 Bulan

Rp14.908,0

Rp14.919,0

1 Tahun

Rp15.007,1

Rp15.020,0

2 Tahun

Rp15.368,0

Rp15.324,0

Dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis (16/6/2022) dini hari waktu Indonesia, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%.

Padahal pada bulan lalu, ketua The Fed Jerome Powell menyatakan suku bunga akan dinaikkan 50 basis poin dan tidak mempertimbangkan kenaikan 75 basis poin.

Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar sejak tahun 1994, dan masih belum akan berakhir. Berdasarkan Fed Dot Plot yang dirilis setiap akhir kuartal, mayoritas anggota pembuat kebijakan moneter (The Fed) melihat suku bunga di akhir tahun berada di 3,4% atau di rentang 3,25% - 3,5%.

Tingkat suku bunga tersebut lebih tinggi 1,5% ketimbang Fed Dot Plot edisi Maret.

Inflasi yang terus menanjak menjadi penyebab The Fed lebih agresif menaikkan suku bunga, tetapi keputusan kali ini disambut baik oleh pelaku pasar. Sebab, The Fed menunjukkan niat yang kuat untuk menurunkan inflasi.

Bursa saham AS (Wall Street) melesat, indeks Dow Jones naik 1%, S&P 500 1,5% dan Nasdaq memimpin sebesar 2,5%. Indeks ketakutan (VIX) juga mengalami penurunan drastis sebesar 3 poin ke 29,6. Penurunan indeks ketakutan tersebut menunjukkan sentimen pelaku pasar yang semakin membaik. Sebaliknya, indeks dolar AS justru merosot 0,34% pada perdagangan Rabu, dan berlanjut lagi 0,22% pagi ini ke 104,926.

Salah satu pemicu berbalik melemahnya dolar AS yakni proyeksi suku bunga di akhir tahun ini. The Fed memperkirakan akan berada di kisaran 3,25% - 3,5%, sementara pasar melihat di 4%.

"Pasar melihat suku bunga berada di kisaran 3,75% - 4% di akhir tahun, tetapi pernyataan Powell membuat tenang dan membebani dolar AS," kata analis ANZ Bank dalam sebuah catatan sebagaimana dikutip Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular