The Fed Agresif Naikkan Bunga, Minyak Jadi Korbannya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 June 2022 07:20
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Namun ya itu tadi, kenaikan suku bunga akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Bank Dunia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Stars and Stripes pada 2022 tumbuh 2,5%. Jauh lebih rendah ketimbang 2021 yang mencapai 5,7%.

"Kami tidak bermaksud untuk membuat orang-orang kehilangan pekerjaan. Kami tidak bermaksud menciptakan resesi," tegas Powell dalan jumpa pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.

Powell menyebut bahwa tujuan The Fed adalan meredam inflasi pada saat pasar tenaga kerja masih kuat. Sebagai infomasi, tingkat pengangguran AS pada Mei 2022 adalah 3,6%, terendah sejak Februari 2020.

Akan tetapi, tetap saja kenaikan suku bunga (apalagi secara agresif) akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Saat ekonomi melambat, maka permintaan energi pun berkurang.

Di sini kita bicara AS, konsumen minyak terbesar di Planet Bumi. Kalau permintaan di AS turun, maka harga minyak dunia pasti akan mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular