Orang-orang Takut Resesi, Emas Jadi Seksi

Maesaroh, CNBC Indonesia
16 June 2022 07:10
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas menunjukkan kinerja positifnya di tengah kenaikan suku bunga acuan The Fed. Pada perdagangan Kamis (16/6/2022) pukul 06:10 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.833,80 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,02%.

Penguatan harga emas tersebut melanjutkan catatan positif kemarin. Pada perdagangan Rabu (15/6/2022), emas juga ditutup menguat 1,4% di harga US$ 1.833,38 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,7% secara point to point. Namun, dalam sebulan, harga emas sudah naik 0,5% sementara dalam setahun menguat 1,2%.

Penguatan emas terbilang impresif mengingat emas tetap menguat setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada Rabu malam waktu Amerika Serikat (AS) atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Analis dari Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan pergerakan emas terbantu dengan pernyataan chairman The Fed Jerome Powell yang mengatakan Fed akan menurunkan inflasi tapi tetap menghindari resesi.

Powell juga mengatakan kenaikan sebesar 75 bps bukanlah langkah yang umum. Pasar pun berekspektasi bahwa The Fed kemungkinan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada bulan mendatang, bukan 75 bps seperti ekspektasi sebelumnya.

Pernyataan Powell mendinginkan pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah AS. Pada pagi hari ini, baik dolar AS maupun yield surat utang pemerintah AS turun setelah terbang pada beberapa hari sebelumnya. Dollar Index melemah 0,6% ke 104,85 sementara yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun merosot 5,4% ke 3,29%. Melandainya dollar AS dan yield tentu saja menjadi kabar baik bagi pergerakan emas.

"Emas memikul beban lebih berat saat ada rally di pasar obligasi. Pergerakan emas relatif positif pada akhir perdagangan saat tekanan mereda. Namun, kenaikan emas akan terbatas di tengah kenaikan suku bunga acuan. Emas akan sangat susah menembus kisaran harga US$ 1.880-1.900 per troy ons," tutur analis independen Tai Wong, seperti dikutip Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Berjaya, Emas Makin Tidak Berdaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular