Rights Issue Emiten Bong Chandra Kembali Dicecar BEI

Riset, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 08:55 WIB
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti milik motivator kondang, Bong Chandra kembali menjadi perhatian para pelaku pasar.

Setelah sebelumnya PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE) yang menjadi topik pembicaraan pelaku pasar karena harganya ambruk dari Auto Reject Atas (ARA) ke Auto Reject Bawah (ARB) dalam kurang dari 20 detik, kini sister company-nya PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) yang menjadi bahan perbincangan.

Harga saham emiten properti Bong Chandra yang satu ini terus terkoreksi sejak awal bulan Juni. Per tanggal 31 Mei 2022, harga saham TRIN ditutup di Rp 545/saham. Namun pada perdagangan kemarin, harga saham TRIN ditutup di Rp 412/saham.


Artinya di sepanjang bulan Juni nilai kapitalisasi pasar TRIN sudah ambles 24%. Penurunan harga saham TRIN terjadi jelang pelaksanaan aksi korporasi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Ada yang menarik dari aksi korporasi TRIN. Emiten pengembang properti dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 1,8 triliun ini berencana melepas 147.795.558 saham baru dan disertai dengan penerbitan waran seri II dengan jumlah yang sama.

Jumlah tersebut setara dengan 3,09% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue. Harga yang dipatok untuk pelaksanaan rights issue sebesar Rp 900.

Jangan kaget, memang harga pelaksanaan rights issue jauh di atas harga pasar. Jika mengacu pada harga penutupan kemarin, harga pelaksanaan bahkan lebih tinggi dua kali lipat dari harga di pasar.

Secara historis, pergerakan harga saham TRIN juga belum pernah menyentuh posisi tersebut. Data perdagangan mencatat, harga penutupan tertinggi saham TRIN sejak penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp 665/saham pada 22 Februari 2022.

Harga pelaksanaan rights issue tersebut juga telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 27 Mei 2022.

Sebelum prospektus aksi korporasi ini terbit, perusahaan sempat berencana melepas 185.314.670 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 750.

Saat itu, rencana tersebut turut mendapatkan perhatian dari regulator yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Otoritas bursa bahkan sampai mempertanyakan dasar penetapan harga pelaksanaan setinggi itu yang terlampau jauh dari harga penutupan saham TRIN sejak 15 Januari 2020 atau saat IPO.

Pihak perseroan pun menjawab lewat dokumen keterbukaan informasi pada 11 Maret 2022. Perseroan menegaskan pertimbangan didasarkan atas perhitungan discounted cash flow (DCF) dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Selain itu perseroan juga mempertimbangkan berbagai proyek yang sedang berjalan dan proyek baru seperti Collins Boulevard, Marcs Boulevard, Holdwell Business Park, Seqouia Hills, dan juga proyek Labuan Bajo dalam perhitungan DCF.

Setelah dicecar bursa mengenai harga pelaksanaan RI yang dianggap tak wajar, alih-alih mengurangi harga tebus RI, manajemen malah memutuskan untuk menaikkan harga tebus RI menjadi Rp 900.

Hal ini menyebabkan regulator kembali menginterogasi manajemen TRIN mengenai alasan penetapan harga RI yang begitu tinggi dalam keterbukaan yang diterbitkan kemarin (15/6/22) di mana manajemen memberikan jawaban yang sama persis dengan jawaban 3 bulan lalu.

Ini artinya menurut perseroan, valuasi perusahaan naik 33% atau Rp 250/saham dalam rentang waktu 3 bulan tanpa adanya tambahan proyek baru dan kondisi perseroan yang tidak begitu berbeda.

Sebelumnya harga saham TRIN memulai fase uptrend sejak pertengahan bulan Januari 2022 setelah adanya sentimen aksi korporasi perseroan dalam hal ini adalah pembelian saham kembali (buyback).

Meskipun demikian buyback TRIN juga menjadi perhatian para pelaku pasar pasalnya kemungkinan besar pembelian kembali dilakukan dari pasar negosiasi dan bukan dari pasar regular.

Perseroan melaporkan bahwa buyback dilakukan di harga Rp 280/saham. Pada tanggal 24 Februari 2022 hingga 9 Maret 2022 sering terjadi transaksi negosiasi dalam jumlah besar di harga Rp 280/saham.

Setelah sempat menanjak, harga saham TRIN mulai terkoreksi dan bergerak sideways sejak awal Maret dan baru kembali downtrend bulan ini jelang pelaksanaan rights issue yang diharapkan pernyataan efektif dari OJK diperoleh pada 29 Juni 2022.

Dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 900, maka peluang raihan dana sebesar Rp 133 miliar. Raihan dana ini juga menimbulkan tanda tanya karena nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang jangka panjang kepada pihak yang terafiliasi yakni manajemen (jajaran direksi dan komisaris) sebesar 21,51%.

Selanjutnya dana akan digunakan untuk akuisisi lahan sebesar 65,13% dan sisanya 13,35% untuk modal kerja perseroan.

Untuk diketahui, dalam rights issue kali ini tidak semua dana yang diperoleh dalam bentuk tunai dan pemegang saham pengendali tidak akan mengeksekusi seluruh haknya.

PT Kunci Daud Indonesia (KDI) dan PT Intan Investama Internasional (III) sebagai pemegang saham mayoritas akan mengalihkan sebagian haknya kepada PT Manggarai Anugerah Sejahtera (MAS), Muhammad Kemal Dinata, Nadya Raisya Setia Murti, Drs. Mawardi, Paryan dan Jumino.

Namun hak yang dialihkan ke pihak-pihak di atas juga tidak akan ditebus dengan uang tunai melainkan dengan barang berupa lahan. Mekanisme ini dikenal dengan sebutan inbreng.

Sebagai informasi tambahan, TRIN memang berencana mengakuisisi sejumlah lahan untuk ekspansi bisnis sehingga mekanisme inbreng dipilih.

Dalam beberapa kasus, mekanisme penambahan modal melalui inbreng rentan dengan kecurigaan, salah satunya dugaan berupa aksi mark-up alias menaikkan harga asetnya terlebih dahulu sebelum disetorkan ke emiten.

Mengacu pada prospektus perseroan pihak MAS mendapat saham sebanyak 47.892.223 atau senilai Rp 43.103.000.700 sebagai ganti untuk lahan seluas 193.400 meter persegi di Labuan Bajo.

Sementara Muhammad Kemal Dinata, Nadya Raisya Setia Murti, Drs. Mawardi, Paryan dan Jumino mendapat jatah saham secara total 58.052.000 atau senilai Rp 43.538.999.400 untuk lahan yang dimiliki pihak-pihak tersebut seluas 93.018 meter persegi di Lampung.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(RCI/RCI)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Warga RI Beli Rumah, Prabowo Diminta Tebar Stimulus