Top! Harga Nikel Diramal Naik 50% Tahun Ini

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 18:24 WIB
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Rata-rata harga nikel dunia diyakini akan tetap tinggi sepanjang 2022 meskipun aksi lockdown di China mengikis ekspektasi permintaan.

Pad Rabu (15/6/2022) pukul 16:05 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 25.610/ton, naik 1,4% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Fitch Solution memperkirakan rata-rata harga nikel dunia US$ 27.500/ton pada tahun 2022, lebih tinggi dibanding rata-rata 2021 sebesar US$ 18.467/ton. Perkiraan tersebut didasari oleh beberapa faktor.

Pertama, langkah-langkah stimulus baru yang diumumkan oleh pemerintah China pada 31 Mei 2022 akan memberikan dukungan sisi permintaan. Ketika permintaan naik, harga pun akan mengikuti.

"Sejumlah langkah stimulus akan meningkatkan permintaan nikel, termasuk aturan baru untuk peningkatan kuota kepemilikan mobil , pengurangan pajak pembelian untuk kendaraan tertentu, dan insentif untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur," tulis Fitch dalam laporannya.

"Bersama-sama, langkah-langkah ini akan membantu membalikkan tren penurunan permintaan yang terlihat selama kuartal kedua 2022 dan mendorong harga lebih tinggi dalam jangka pendek."

Kedua, dari sisi pasokan yang diperkirakan masih akan terganggu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung, Memang perusahaan nikel Rusia tidak secara langsung menjadi sasaran sanksi ekonomi oleh negara barat, tetapi mereka terpengaruh oleh rantai pasokan dan kesulitan pembiayaan karena pembeli semakin meninggalkan pasar Rusia.

Importir nikel semakin menghindari logam asal Rusia, terutama karena risiko sanksi lebih lanjut dan risiko reputasi yang terkait dengan kesepakatan dengan entitas Rusia.

Berkurangnya pasokan dari Rusia ke pasar global akan berdampak signifikan terhadap harga nikel. Sebab pada 2021 Rusia berkontribusi terhadap 9,3% dari produksi tambang nikel dunia.

Meski demikian, investor tetap waspada terhadap risiko yang datang dari penutupan kembali mobilitas di China sebagai upaya menahan penularan virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

China sendiri adalah konsumen nikel terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi China mencapai 1,31 juta ton. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Korban PHK Lari ke Bisnis UMKM, ASSA Perkuat Bisnis Logistik