
Deg Deg Ser Tunggu Rapat The Fed, Harga Minyak Turun

Tidak heran investor di pasar komoditas juga menunggu keputusan The Fed. Sebab, suku bunga akan menentukan arah perekonomian Negeri Paman Sam.
Dengan inflasi AS yang mencapai 8,6% year-on-year/yoy pada Maei 2022 (tertinggi sejak 1981), The Fed tentu bakal agresif menaikkan suku bunga acuan. Tujuannya adalah mengurangi jumlah uang beredar sehingga ekspektasi inflasi mereda. Sebab, inflasi pada dasarnya adalah penurunan nilai uang berbanding harga barang dan jasa.
Namun 'obat' untuk menyebuhkan inflasi itu punya efek samping. Saat suku bunga tinggi, ekspansi rumah tangga dan dunia usaha akan lebih terbatas. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi akan melambat.
Bank Dunia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Stars and Stripes pada 2022 tumbuh 2,5%. Jauh lebih rendah ketimbang 2021 yang mencapai 5,7%.
Perlambatan ekonomi berarti konsumsi energi juga akan berkurang. Padahal AS adalah konsumen minyak terbesar di Planet Bumi. Oleh karena itu, perkembangan di AS bisa sangat menentukan harga minyak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)