Kripto Kolaps, Ini Daftar Miliarder yang Jadi Korban

Tim Riset, CNBC Indonesia
14 June 2022 16:00
Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)
Foto: Sam Bankman-Field. (Dok: AP Photo/Matt York)

Berikut tujuh miliarder kripto yang kekayaannya tergerus cukup parah akibat adanya crash kripto.

Crazy Rich Kripto

Changpeng Zhao, pendiri bursa kripto terbesar di dunia yakni Binance pun mengalami kerugian yang amat besar akibat dari crash kripto selama dua di semester I tahun ini.

Kekayaan Zhao pun menyusut hingga 89,35% menjadi US$ 10,2 miliar atau setara dengan Rp 149,94 triliun per Senin, 13 Juni kemarin. Padahal saat Bitcoin menyentuh level tertinggi sepanjang masanya di November 2021, kekayaan Zhao sempat mencapai US$ 95,8 miliar atau setara dengan Rp 1.408,26 triliun dan sempat menjadi orang terkaya pertama dari industri kripto.

Nasib sial lainnya yakni Binance juga menjadi perusahaan yang sedang dipantau oleh penyelidik AS yang ingin mengendalikan industri kripto.

Selain Zhao, Bankman-Fried, CEO FTX juga bernasib sama, di mana kekayaannya tergerus hingga 41,06% menjadi US$ 8,9 miliar atau Rp 130,83 triliun, dari sebelumnya sempat mencapai US$ 15,1 miliar atau Rp 221,97 triliun.

Hal ini dapat mempengaruhi niatnya untuk berkontribusi dalam pesta politik Negeri Paman Sam pada 2024, di mana Bankman-Fried berencana menggelontorkan dana sebesar US$ 16 juta sebagai bentuk pendonor dana bagi partai Demokrat di AS.

CEO Galaxy, Novogratz juga mengalami penurunan kekayaan, dari sebelumnnya saat Bitcoin menyentuh all time high (ATH) November tahun lalu sebesar US$ 13,7 miliar (Rp ), kini hanya sebesar US$ 2,1 miliar (Rp ), menyusut 84,67%.

Novogratz pun menyebut bahwa proyek blockchain Terra dianggap sebagai ide besar yang gagal.

Sementara itu, Winklevoss bersaudara yakni Cameron dan Tyler Winklevoss melihat kekayaan mereka masing-masing merosot menjadi US$ 3 miliar, dari masing-masing US$ 3,8 miliar saat Bitcoin mencetak ATH.

Winklevoss bersaudara merupakan pendiri bursa kripto Gemini, di mana pada bulan ini mereka akan memangkas sekitar 10% dari tenaga kerjanya.

Adapun di Coinbase Global Inc., bursa kripto terbesar ketiga di dunia membatalkan tawaran pekerjaan karena harga kripto yang terus memburuk.

Sang pendiri yakni Brian Armstrong dan Fred Ehrsam pernah memiliki kekayaan gabungan sebesar US$ 18,1 miliar. Namun kini, kekayaan keduanya menyusut menjadi US$ 2,1 miliar, karena saham Coinbase ambruk 79% sejak penawaran umum perdana (IPO) mereka.

Selain tujuh crazy rich dari pendiri bursa kripto tersebut, pendukung kripto seperti Michael Saylor, CEO Microstrategy Inc. pun menyuarakan hal yang sama. Dia sebelumnya pernah men-tweet "Dalam Bitcoin Kami Percaya" pada Senin kemarin, bersama dengan gambar baru dirinya dikelilingi oleh kilat.

Microstrategy, perusahaan perangkat lunak yang ia dirikan sempat mengalami kejatuhan dari nilai perusahaannya saat periode bubble dot-com pada 2000. Microstrategy mulai kembali membeli Bitcoin pada 2020.

Tak hanya Saylor yang bukan dari kalangan pendiri bursa kripto, Presiden El Salvador Nayib Bukele juga merasa terpukul dengan jatuhnya Bitcoin. Apalagi, Bukele merupakan pelopor diakuinya Bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran di El Salvador.

Bukele juga menjadi panutan bagi negara-negara di Amerika Latin untuk mengakui keberadaan Bitcoin di negaranya.

Sekitar seminggu yang lalu merupakan peringatan satu tahun disahkannya Bitcoin sebagai mata uang yang legal di El Salvador. Pada saat itu, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 36.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular