Gempar! Pasar Keuangan Dunia Terjun Bebas, Ini Penyebabnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 June 2022 09:50
Kenaikan kasus Covid-19 di ibu kota China, Beijing, mendorong kekhawatiran akan penguncian (lockdown) yang ketat. Hal ini memicu panic buying di kalangan warga. (REUTERS/TINGSHU WANG)
Foto: Kenaikan kasus Covid-19 di ibu kota China, Beijing, mendorong kekhawatiran akan penguncian (lockdown) yang ketat. Hal ini memicu panic buying di kalangan warga. (REUTERS/TINGSHU WANG)

Selain inflasi di AS yang kembali meninggi, potensi pengetatan kebijakan suku bunga The Fed, dan potensi resesi di AS yang semakin besar, sentimen lainnya yang turut membebani pasar global adalah potensi diperketatnya kembali karantina wilayah (lockdown) di beberapa kota di China.

Bagi pelaku pasar di Asia, fokus utamanya adalah lockdown yang berpotensi kembali diberlakukan di China.

Pada pekan lalu, sebagian besar Shanghai kembali dikunci karena ditemukan kasus baru Covid-19 bergejala. Setidaknya orang-orang tiga wilayah dilarang bepergian selama beberapa hari guna tes massal Covid-19.

Hal itu pun kini terjadi lagi di Beijing. Pemerintah distrik Chaoyang bahkan kembali melakukan tes Covid-19 kepada para warganya, setelah penemuan sebuah kluster penularan Covid-19 di sebuah bar di wilayah Sanlitun.

Dalam sebuah keterangan, pejabat kesehatan kota mengatakan bahwa sejauh ini ada 166 kasus yang dikonfirmasi terkait dengan wabah yang dimulai di bar bernama Heaven Supermarket. Dari jumlah itu, 145 di antaranya adalah pelanggan bar.

"Saat ini, risiko penyebaran lebih lanjut masih ada. Tugas paling mendesak saat ini adalah melacak sumber cluster dan juga mengelola dan mengendalikan risiko," kata juru bicara pemerintah kota Beijing, Xu Hejian seperti dikutip Channel News Asia, Senin (13/6/2022) kemarin.

Selain pengujian massal, dua bangunan yang menampung sekitar ratusan penduduk di distrik itu juga dikunci ketat pada Minggu setelah penemuan satu kasus positif. Selain dua bangunan itu, beberapa bisnis sekitar bar tempat kluster Covid-19 terbentuk juga dikunci.

"Warga juga menerima beberapa pesan teks yang memberitahu mereka untuk melapor ke organisasi lingkungan mereka jika mereka mengunjungi bar Sanlitun baru-baru ini," ujar sebuah laporan Reuters.

China sendiri sejauh ini sedang berkutat dengan wabah terbaru Covid-19. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu juga masih menerapkan penguncian nol-Covid yang memungkinkan sebuah kota dikunci penuh meski hanya ada satu kasus Covid-19 di wilayah itu.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Minggu bahwa negara itu melaporkan 275 kasus covid-19 baru untuk 11 Juni, di mana 134 di antaranya bergejala dan 141 tidak menunjukkan gejala. Untuk kematian, tidak ada kasus baru.

Sementara itu, dalam data hari Sabtu, China telah mengkonfirmasi 224.781 kasus dengan gejala. Angka kematian berada di level 5.226.

"Siapa pun yang mencoba mengambil posisi terbawah dalam pertumbuhan dan pasar ekuitas China dengan dasar bahwa China 'satu dan selesai' pada penguncian adalah naif," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, dilansir dari Reuters.

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular