
Duo Grup Panin Nangkring di Top Gainers, ADMR-HITS Top Losers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada perdagangan Jumat (10/6/2022) akhir pekan lalu, menyusul amblesnya kembali bursa saham global.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambles 1,34% di posisi 7.086,648. IHSG menyentuh titik terendah sejak 30 Mei.
Sepanjang pekan lalu, IHSG melemah 1,34% secara point-to-point (ptp) dibandingkan pekan sebelumnya. Tren penguatan selama tiga minggu beruntun pun berakhir pada pekan lalu.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 360,12 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 163,49 miliar.
BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai Rp 17 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 26 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali.
Di tengah ambruknya IHSG pada pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.
![]() |
Dalam jajaran top gainers akhir pekan lalu, terdapat dua saham Grup Panin, yakni saham PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) dan saham PT Panin Financial Tbk (PNLF).
Di posisi pertama terdapat saham emiten bank syariah yakni PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) yang ditutup meroket 28,36% ke posisi harga Rp 86/saham.
Nilai transaksi saham PNBS pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 128,41 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,53 miliar lembar saham.
Dalam 10 hari perdagangan, saham PNBS sudah mencatatkan kenaikan hingga 57,14%. Di sisi lain, saham PNBS cukup banyak dijual asing dengan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 101,12 juta di pasar reguler.
Jika melihat laporan kinerja keuangan, PNBS berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 35,7 miliar per 31 Maret 2022. Angka ini meroket cukup tajam dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,1 miliar.
Selain dari saham PNBS, saham Grup Panin berikutnya yakni PNLF juga masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham PNLF pun menduduki posisi ke-9.
Saham PNLF ditutup melesat 14,62% ke harga Rp 392/saham. Nilai transaksi saham PNLF pada Jumat pekan lalu mencapai Rp 346,53 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 897,3 juta lembar saham. Seperti di saham PNBS, asing juga melepas saham PNLF sebesar Rp 62,11 miliar di pasar reguler.
Gerak liarnya saham PNBS dan PNLF pada perdagangan akhir pekan lalu terjadi setelah adanya kabar bahwa bank Grup Panin lainnya yakni PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) akan membagikan dividen, setelah selama 17 tahun absen.
PNBN akhirnya berencana untuk menyetorkan labanya sebagai bagi hasil untuk pemegang saham sebagaimana dituliskan dalam keterbukaan informasi perseroan.
Selain soal dividen, rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar adalah salah satu pemilik saham PNBN sedang dalam proses menjual kepemilikannya.
Sumber CNBC Indonesia menyebutkan, rencana penjualan saham Bank Panin tersebut mencuat lagi di kalangan pelaku pasar. Namun kali ini belum diketahui pihak-pihak mana saja yang bertransaksi.
Kabar terkait penjualan saham Bank Panin yang dimiliki oleh salah satu shareholder sudah terdengar sejak 2019. Kala itu, bank terbesar di Benua Kanguru, Australia and New Zealand Banking Group Ltd (ANZ), dikabarkan akan melepas kepemilikan.
ANZ Bank tercatat menguasai 38,82% saham Bank Panin. Selain itu, pemegang saham lainnya adalah PT Panin Financial Tbk, sebanyak 46,05% dan publik sebanyak 15,14%.
Sempat juga beredar kabar bahwa Mizuho Financial Group Inc menjadi bank paling potensial untuk membeli saham Bank Panin.