PP-LG Energy Garap Baterai Listrik di Batang, Ini Progresnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi dan investasi PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ikut menggarap rencana tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City.
KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektar. Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 (tiga) kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.
Direktur Utama PT PP Novel Arsyad mengungkapkan, LG Energy Solution masuk ke dalam pengembangan KIT Batang Tahap Kedua untuk merealisasikan rencana investasi industri baterai listrik terintegrasi tahap kedua. Hal itu dilakukan menyusul acara groundbreaking fasilitas sel baterai senilai total US$ 1,1 miliar yang dilaksanakan di Karawang, Jawa Barat pada bulan September 2021 lalu.
Seperti diketahui, LG Energy Solution menjadi bagian dari LG Chem anak perusahaan dari LG Group yang berasal dari Korea Selatan. Perusahaan tersebut akan menempati lahan seluas 275 (dua ratus tujuh puluh lima) hektar di mana akan menerapkan teknologi terbaru konsorsium LG.
Nantinya, proyek grand package ini akan memberikan kontribusi utama bagi industri baterai sekunder global dalam 26 tahun ke depan. Pemerintah Indonesia sendiri ingin membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik yang besar di Indonesia mencakup produksi dari hulu sampai ke hilir.
Ekosistem tersebut dimulai dari penambangan nikel kemudian smelter hingga refinery sampai dengan pembangunan industri katoda dan prekursor kemudian masuk ke lithium baterai, EV baterai, baterai listrik hingga mobil listrik. Setelah mobil listrik masih terdapat tambahan lagi, yaitu recycle baterai listriknya sehingga hal tersebut benar-benar dijalankan dari hulu ke hilir di Indonesia.
"Dengan hadirnya LG Energy Solution membuktikan bahwa KIT Batang memiliki banyak keunggulan dan potensi yang memikat para Investor Raksasa untuk menanamkan modalnya di sana. Hal tersebut tentunya akan memberikan banyak dampak positif bagi perekonomian Indonesia," ujarnya dalam keterangan yang diterima oleh CNBC Indonesia, dikutip Jumat (10/6/2022).
Adapun beberapa proyek yang telah dan tengah dikerjakan oleh PTPP di KIT Batang, antara lain, proyek pematangan lahan, pembangunan Rumah Susun yang dimiliki oleh Kementerian PUPR, pembangunan Jalan KIT Batang Paket 1.4 yang dimiliki oleh Kementerian PUPR, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon- Semarang Tahap I Ruas Semarang-Batang yang dimiliki oleh Kementerian ESDM, dan pembangunan Pabrik Kaca Pertama di Indonesia yang dimiliki oleh KCC Glass Corporation Ltd.
Novel menyebut, banyaknya investor yang masuk ke kawasan ini, artinya KIT Batang sangat diminati oleh para investor raksasa. Hal tersebut terbukti dari telah habisnya penjualan area lahan fase pertama dari KIT Batang seluas 450 hektar sehingga saat ini pengembangan KIT Batang memasuki fase kedua di mana pengembangan kawasan mencakup seluas 1.000 hektar.
"KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan di Indonesia yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru dengan harapan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Sementara itu, PTPP sebagai anggota konsorsium yang juga berperan sebagai kontraktor nasional terbesar dan terbaik saat ini siap bersinergi dengan LG Energy Solution dalam pembangunan pabrik dengan kualitas terbaik," tuturnya.
Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang saat ini terus menunjukkan tren positif di tengah pemulihan ekonomi dunia usai dilanda pandemi Covid-19. Kawasan ini memiliki beberapa potensi di mana hal tersebut dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini.
Adapun beberapa keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh KIT Batang, antara lain, harga lahan yang murah dan bersaing, minim konflik sosial, UMR yang kompetitif, serta dukungan oleh sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan memadai sebagai fasilitas penunjang.
Menurutnya, KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru di mana dengan dibukanya kawasan tersebut diharapkan dapat mendatangkan para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
"PTPP optimis bahwa kehadiran berbagai industri besar di KIT Batang akan membawa dampak baik bagi masyarakat terutama penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, kehadiran industri besar tersebut tentunya akan turut meningkatkan pendapatan negara sehingga berdampak terhadap perekonomian nasional," pungkasnya.
(vap/vap)