Jelang Rilis Data Inflasi AS, Harga Perak Naik Tipis
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia menguat tipis jelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) malam ini.
Konsensus Reuters memproyeksikan inflasi AS pada bulan Mei akan bertahan di 8,3% year-on-year (yoy), sama seperti bulan April.
Pada Jumat (10/6/2022) pukul 15.20 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 21,69/ons, naik tipis 0,14% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan tingkat inflasi tahunan saat ini sebesar 8% "tidak dapat diterima" untuk Amerika Serikat dan target inflasi 2% adalah "target yang tepat" untuk The Fed.
Perak sebagai safe haven dilirik sebagai lindung nilai (hedging) nilai aset yang tergerus oleh inflasi.
Meskipun sebagai lindung nilai inflasi, perak sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena dapat meningkatkan biaya peluang memegang perak batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Imbal hasil treasuri AS tenor 10 tahun pun naik. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun saat ini kembali ke level 3% setelah sempat berada di 2,75%.
Sementara Dollar Index (yang mengukur greenback terhadap 6 mata uang utama) turut terungkit. Dollar Index berada di posisi 103,26. Harga perak yang dibanderol dengan dolar AS pun tertekan karena jadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)