Harga Nikel Anjlok Nyaris 3%! Ada Apa Gerangan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen utama logam dunia, China, kembali menerapkan karantina wilayah alias lockdown di sebagian wilayah Shanghai. Prospek permintaan nikel dunia pun menjadi lesu.
Pada Kamis (9/6/2022) pukul 15:15 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 28.100/ton, anjlok 2,62% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Beberapa wilayah di Shanghai kembali memberlakukan pembatasan ketat pada hari ini. Penduduk di distrik Minhang diwajibkan untuk tinggal di rumah selama dua hari dalam upaya membatasi penularan virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19).
Minhang adalah distrik yang ditempati oleh dua juta lebih penduduk. Adapun pembatasan akan akan dicabut setelah uji asam nukleat pada 11 Juni berakhir.
Perlu diketahui, China memegang prinsip zero Covid. Hal ini memungkinkan lockdown meskipun jumlah kasus terinfeksi terbilang sedikit.
Sebelumnya, Shanghai telah menyatakan diri bebas dari lockdown pada 1 Juni. Setelah dikunci selama dua bulan. Namun beberapa perumahan telah ditutup kembali. Disebutkan ada tiga lingkungan di Shanghai yang akan diwajibkan melalui lima putaran tes Covid-19. Semua warga di-lockdwon hingga nol kasus.
Penutupan sebagian wilayah di Shanghai dinilai investor bahwa risiko Covid di konsumen utama nikel, China, masih tinggi. Sehingga rentan menggerus permintaan nikel.
China sendiri adalah konsumen nikel terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi China mencapai 1,31 juta ton. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)