Duh... Shanghai Lockdown Lagi, Harga Tembaga Langsung Loyo

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 June 2022 15:04
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melemah pada perdagangan hari ini setelah sebagian wilayah di Shanghai kembali melakukan pembatasan dengan ketat. Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) menambah beban laju logam merah tersebut.

Pada Kamis (9/6/2022) pukul 11.48 WIB harga tembaga dunia tercatat 9.711,5/ton, turun 0,24% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Beberapa wilayah di Shanghai kembali memberlakukan pembatasan ketat pada hari ini. Penduduk di distrik Minhang diwajibkan untuk tinggal di rumah selama dua hari dalam upaya membatasi penularan virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19).

Sekadar informasi, Minhang adalah distrik yang ditempati oleh dua juta lebih penduduk. Adapun pembatasan akan akan dicabut setelah uji asam nukleat pada 11 Juni berakhir.

Hal ini dinilai investor bahwa risiko Covid-19 di konsumen utama tembaga, China, masih tinggi. Sehingga rentan menggerus permintaan tembaga. Pasalnya, China sendiri adalah konsumen tembaga olahan terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi China mencapai 54% persen dunia. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.

Sementara Dollar Index (yang mengukur greenback terhadap 6 mata uang utama) turut terungkit. Dollar Index berada di posisi 102,54.Harga tembaga yang dibanderol dengan dolar AS pun tertekan karena jadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan turun, harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Terlalu Perkasa, Tembaga Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular