Dolar AS Lagi Lesu, Eh Rupiah Malah Ikutan...

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
09 June 2022 11:38
FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi hingga di pertengahan perdagangan Kamis (9/6/2022). Artinya, rupiah telah terkoreksi selama hampir empat hari beruntun. Padahal, indeks dolar AS sedang melemah di pasar spot hari ini.

Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan melemah 0,07% ke Rp 14.500/US$. Kemudian, rupiah melanjutkan koreksinya lebih tajam sebanyak 0,41% ke Rp 14.550/US$ hingga pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar AS bergerak melemah hari ini terhadap 6 mata uang dunia lainnya. Pukul 11:00 WIB, terpantau si greenback terkoreksi tipis 0,09% ke 102,446.

Namun, permintaan terhadap dolar AS diprediksikan akan tetap tinggi. Menurut dua pakar terkemuka dunia yaitu Barry Eichengreen dan Eswar Prasad bahwa cadangan devisa dalam dolar AS lebih terlindungi dari gejolak ekonomi daripada peran utamanya sebagai mata uang faktur dan alat tukar.

"Apa yang kita lihat adalah pertempuran untuk status tempat kedua mungkin meningkat sementara peran dolar tetap dominan," kata Profesor Universitas Cornell Prasad dikutip dari Reuters.

Selain itu, pada Rabu (8/6), Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Gita Gopinath memproyeksikan bahwa inflasi AS dapat tetap berada di atas target bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk waktu yang lama.

Sebagai informasi, target inflasi The Fed berada di 2%, tapi saat ini inflasi AS masih berada di 8,3% pada April.

Dia juga memproyeksikan bahwa risiko akan mengarah pada kemungkinan bahwa saat ini AS membutuhkan kenaikan suku bunga yang jauh lebih curam.

Hingga saat ini, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali sepanjang tahun ini dan kemungkinan akan segera menaikkan suku bunga acuannya lagi sebanyak 50 basis poin di pertemuan selanjutnya pada 14-15 Juni.

Investor global masih menanti rilis data inflasi AS yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (10/6).

Tidak heran, jika terkoreksinya dolar AS hanya tipis saja, ditopang oleh prediksi pasar bahwa inflasi tetap akan berada di atas target The Fed dan membuat The Fed akan bertindak agresif untuk mengetatkan kebijakan moneternya.

Pelemahan rupiah hari ini sudah terindikasi pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Rupiah bergerak melemah cukup tajam jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (8/6).

Periode

Kurs Rabu (8/6) pukul 15:13 WIB

Kurs Kamis (9/6) pukul 11:05 WIB

1 Pekan

Rp14.483,5

Rp14.543,5

1 Bulan

Rp14.494,0

Rp14.554,0

2 Bulan

Rp14.505,5

Rp14.547,3

3 Bulan

Rp14.519,0

Rp14.582,5

6 Bulan

Rp14.563,2

Rp14.628,2

9 Bulan

Rp14.648,2

Rp14.729,0

1 Tahun

Rp14.742,1

Rp14.821,4

2 Tahun

Rp15.184,2

Rp15.234,6

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Lesu, Rupiah Nanjak Terus...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular