Investor Asing Takut Tanam Duit Di China, Ada Apa?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
09 June 2022 10:20
FILE - Cheng Lei, a Chinese-born Australian journalist for CGTN, the English-language channel of China Central Television, attends a public event in Beijing on Aug. 12, 2020. The Australian partner of the journalist who has been detained in China for nearly two years said Thursday, June 2, 2022, she is being denied the chance to speak with her family and consular staff, and her health is declining due to a poor prison diet.(AP Photo/Ng Han Guan, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - China yang menjadi negara ekonomi terbesar kedua di dunia telah kehilangan investor asing selama setahun terakhir. Penyebabnya, karena berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah seperti aturan ketat perusahaan di sektor teknologi.

Persoalan lainnya juga datang dari sektor properti atau real estat China yang mengalami kerugian. Serta, kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown di beberapa kota yang menghambat roda pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Analis Goldman Sachs Asset Management Kathryn Koch mengungkapkan, negara yang pernah menjadi ladang peluang ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, kini investor asing berbondong-bondong menarik asetnya dari negara tirai bambu tersebut.


"Orang-orang sangat negatif kepada China saat ini. Banyak orang menyebut dari perspektif pasar modal, tidak dapat diinvestasikan," ujarnya dikutip dari detik.com, Kamis (9/6/2022).

Perginya investor asing ditandai dengan dana ekuitas yang cukup besar keluar dari China. Berdasarkan data Refinitiv, dana ekuitas yang keluar pada bulan Maret hingga April sebesar USD 1,4 miliar pada Maret-April. Kemudian, pada bulan Mei dana asing hanya masuk sebesar USD 245 juta.

Namun, masih ada harapan bagi China untuk mengambil hati investor asing. Sebab negara itu akan mengurangi tekanan atau melonggarkan aturan ketat kepada perusahaan swasta, terutama di sektor teknologi.

Selanjutnya, beberapa kota di negara tersebut, khususnya Shanghai telah melonggarkan lockdown. Sehingga, pertumbuhan ekonomi dapat segera berputar kembali. Shanghai sebagai pusat keuangan China telah mengakhiri lockdown yang diharapkan dapat memulihkan perekonomian.


Peluang terakhir, kemungkinan investor akan tetap masuk ke China karena nilai saham saat ini masih rendah, setelah sebelumnya marak aksi jual aset yang menyebabkan penurunan indeks saham di China.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Perketat Aturan Tech Company, Investor Lari ke RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular