
Ramai Investor 'Kabur' dari China ke Negara Asia Ini, Bukan RI Tapi...

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham India menuai keuntungan setelah para investor mengalihkan miliaran dolar dari China ke raksasa Asia Selatan tersebut. Fenomena ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi Beijing.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya menyebut tren perlambatan ekonomi China kemungkinan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Di mana Beijing tengah berjuang dengan produktivitas yang menurun dan populasi yang menua dengan cepat.
Sementara itu, India, dianugrahi populasi yang besar tengah melakukan dan reformasi kebijakan yang mendorong masuknya uang tunai ke pasar ekuitas negara Bollywood tersebut. Meskipun, ada risiko, termasuk hasil pemilu India tahun ini dan lanskap geopolitik yang lebih luas.
"Jelas, Anda melihat bahwa investor menginginkan keuntungan dan jika mereka tidak mendapatkan keuntungan tersebut dalam perekonomian China, modal akan mengalir ke tempat lain di mana mereka mendapatkan keuntungan yang baik," kata kepala penelitian Samco Securities, Apurva Sheth, seperti dikutip Channel News Asia (CNA), dikutip Selasa (20/2/2024).
"Jadi menurut saya itulah yang kita lihat secara global, yaitu orang-orang pindah dari China dan pindah ke negara lain di mana mereka melihat peluang pertumbuhan yang baik," tambahnya.
Selama setahun terakhir, Shanghai Composite Exchange telah jatuh sekitar 13% sementara indeks acuan BSE Sensex India naik sekitar 17% pada periode yang sama. Di sisi lain, pasar saham India pada bulan lalu bahkan sempat melampaui Hong Kong, tempat banyak perusahaan besar China terdaftar, menjadi pasar saham terbesar keempat di dunia.
"Biasanya, jika Anda melihat persyaratan bagi investor global, mereka mempertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang berkembang pesat dan negara-negara berkembang, serta lingkungan politik yang sebagian besar stabil," kata Sachin Mehta, direktur perbankan investasi di Anand Rathi Advisors, dimuat laman yang sama.
"Saat ini, jika Anda melihat posisi India, India mengungguli hampir semua negara besar lainnya dalam semua faktor ini," katanya.
Para analis juga memperkirakan indeks acuan Sensex dan Nifty India, yang mencakup saham-saham terbesar dan paling aktif diperdagangkan di negara itu, akan terus meningkat tahun ini. Bahkan dengan persentase kenaikan dua digit.
Sektor-sektor secara keseluruhan siap untuk berkinerja baik, termasuk sektor-sektor yang dinilai terlalu tinggi, seperti bank-bank sektor publik dan perusahaan-perusahaan listrik. Hal ini dapat memanfaatkan anggaran pemerintah untuk tahun anggaran berikutnya yang disajikan pada awal Februari, yang akan meningkatkan belanja di bidang-bidang seperti infrastruktur.
Sementara itu raksasa Wall Street, termasuk Morgan Stanley dan Goldman Sachs, telah mengidentifikasi India sebagai tujuan investasi utama. Awal bulan ini, Morgan Stanley Capital International atau MSCI, menaikkan bobot India dalam indeks Standar Global.
Indeks ini melacak saham-saham negara berkembang, ke rekor tertinggi sebesar 18,2 persen. Sebaliknya, bobot China pada indeks tersebut berkurang dari 26,6% menjadi 25,4% pada tahun lalu.
India saat ini merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Bank Dunia mematok pertumbuhan ekonominya sebesar 6,3% pada tahun keuangan saat ini hingga akhir bulan Maret.
Negara ini juga merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia. Populasi diperkirakan akan terus bertambah menjadi 1,668 miliar orang pada tahun 2050.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Domestik Sulit, Investor China Bawa Kabur Dana ke Arab Saudi