Sudah Keok 3 Hari Beruntun, Rupiah Mau Melemah Lagi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 June 2022 08:10
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga Kamis kemarin. Mata Uang Garuda bahkan nyaris menembus lagi Rp 14.500/US$, sebelum mengakhiri perdagangan di Rp 14.490/US$ atau melemah 0,25%.

Tekanan bagi rupiah berisiko berlanjut pada perdagangan Kamis (9/6/2022), melihat indeks dolar AS yang masih dalam tren naik meski perlahan. Kemarin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini naik 0,22% dan berlanjut lagi 0,05% pagi ini.

Ada 2 hal yang dinanti pelaku pasar yang membuat dolar AS perkasa. Pertama data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis Jumat besok. Kedua, pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pekan depan.

Hingga rilis data inflasi dan pengumuman tersebut, rupiah masih akan cenderung tertekan.

Secara teknikal rupiah yang disimbolkan USD/IDR kembali melemah setelah menyentuh menyentuh rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA100) di sekitar Rp 14.415/US$.

Pelemahan dalam 3 hari membuat rupiah kini berada di MA 50 sekitar Rp 14.480/US$.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sebelum melemah 3 hari terakhir, rupiah memulai tren penguatan setelah menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8% 19 Mei lalu.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan sudah masuk wilayah oversold.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mencapai wilayah oversold tentunya berisiko membuat rupiah melemah.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Namun, stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian mulai turun setelah mencapai wilayah overbought.

Hal ini tentunya membuka peluang penguatan rupiah.

Selama tertahan di atas MA 50, melemah Rp 14.500/US$ sampai Rp 14.510/US$. Penembusan ke atas level tersebut akan membawa rupiah melemah ke Rp 14.535/US$ - Rp 14.550/US$.

Sementara jika mampu kembali ke bawah Rp 14.480/US$, rupiah berpeluang menguat ke 14.440/US$ hingga Rp 14.430/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular