Kisah TELE Lolos Dari Ancaman Delisting

Riset, CNBC Indonesia
Rabu, 08/06/2022 07:46 WIB
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dua tahun digembok oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), perdagangan saham PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) akhirnya dibuka kembali pada perdagangan Selasa (7/6/2022).

Harga saham TELE pun langsung ambles 6,6% terkena auto reject bawah (ARB) dan ditutup ke level Rp 113/unit pada perdagangan kemarin. Antrian di level ARB pun menumpuk 2 juta lot sehingga terbuka potensi koreksi lanjutan pada perdangangan hari ini Rabu (8/6/2022).

Dibukanya gembok saham TELE oleh otoritas bursa disebabkan karena pihak perseroan sudah memenuhi kewajibannya sehingga baik saham maupun obligasi perseroan dapat diperdagangkan kembali.


Asal muasal dihentikannya perdagangan saham TELE karena perusahaan gagal untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar kupon obligasi yang diterbitkan pada 2016.

Pada 14 Juli 2020 Pefindo sebagai lembaga pemeringkat obligasi korporasi pun menurunkan rating korporasi dari idCCC menjadi idD yang berarti default atau gagal bayar.

Namun dengan disetujuinya rencana restrukturisasi atas obligasi dari sisi relaksasi bunga hingga jatuh tempo yang memberikan keringanan dan fleksibilitas keuangan menjadi dasar BEI untuk membuka gembok perdagangan saham TELE.

Emiten yang bergerak di sektor telekomonikasi tersebut resmi melantai di bursa pada 12 Januari 2012. Saham TELE pernah menjadi saham yang favorit para investor.

Harga saham sejak IPO juga cenderung mengalami peningkatan sampai ke level tertingginya pada 4 Juli 2017 di Rp 1.280/unit.

Namun setelah itu harga saham TELE cenderung terkoreksi dalam jangka panjang seiring dengan kinerja keuangan yang memburuk.

Pada akhir 2018, nilai ekuitas TELE tercatat sebesar Rp 3,9 triliun. Namun setahun setelahnya ekuitas TELE tercatat minus Rp 1,6 triliun setelah perseroan mencetak rugi fantastis di Q-4 2019.

Nilai ekuitas minus berarti kewajiban atau liabilitas perseroan jauh lebih besar dari asetnya. Ekuitas negatif dari TELE terus membengkak dan per akhir Maret 2022, ekuitas TELE tercatat minus Rp 4,3 triliun.

Saat ini saham TELE dikuasai oleh PT Upaya Cipta Sejahtera sebagai pengendali yang menguasai 37,32% saham TELE, Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yakni PT PINS Indonesia yang memegang 24%, Haiyanto yang mempunyai 7,94% , PT Esa Utama Inti Persada dengan kepemilikan 6,59%, dan sisanya 24,14% dipegang oleh publik.


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat