
Inflasi AS Mungkin Sudah di Pucuk, Rupiah Bakal Menguat nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.545/US$ Selasa kemarin, sekaligus membukukan pelemahan 2 hari beruntun. Pada perdagangan hari ini, Rabu (8/6/2022) rupiah berpeluang berbalik menguat melihat indeks dolar AS yang turun Selasa kemarin.
Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut awalnya menguat 0,4%, tetapi kemudian berbalik turun 0,12% ke 102,318. Pasar yang melihat kemungkinan inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai puncak membuat indeks dolar AS berbalik turun. Ketika inflasi mencapai puncak dan mulai menurun, bank sentral AS (The Fed) kemungkinan tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga.
"Pasar sudah menakar The Fed akan melakukan semua yang dikatakan, tetapi melihat pernyataan tersebut pasar mulai melihat inflasi sudah mencapai puncak dan akan melandai," kata Thomas Martin, portfolio manajer senior di Globalt Investments di Atlanta, sebagaimana dilansir Reuters.
Secara teknikal belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah yang disimbolkan USD/IDR melemah tipis kemarin. Sebelum melemah 2 hari terakhir, rupiah memulai tren penguatan setelah menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8% 19 Mei lalu.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari level terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Rupiah bahkan mampu menembus ke bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), tetapi masih tertahan MA 100
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan sudah masuk wilayah oversold.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang mencapai wilayah oversold tentunya berisiko membuat rupiah melemah. Namun, stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian mulai turun setelah mencapai wilayah overbought.
![]() Foto: Refinitiv |
Hal ini tentunya membuka peluang penguatan rupiah.
Resisten terdekat berada di kisaran 14.470/US$ sampai Rp 14.480/US$. Jika ditembus rupiah berisiko melemah Rp 14.500/US$ sampai Rp 14.510/US$.
Sementara jika mampu bertahan di bawah Rp 14.470/US$, rupiah berpeluang menguat ke 14.430/US$ hingga Rp 14.410/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
