NFP Bikin Dolar AS Garang Lagi, Rupiah Patut Waspada?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 06/06/2022 14:50 WIB
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu menguat 0,46% ke 102,14. Dengan penguatan tersebut, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini sukses menghentikan kemerosotan dua pekan beruntun.

Salah satu yang menopang penguatannya yakni pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang masih kuat meski bank sentral AS (The Fed) agresif dalam menaikkan suku bunga.

Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 390.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) pada Mei 2022. Ini adalah pencapaian terendah sejak April 2021.


Meski demikian, realisasi tersebut jauh di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan non-farm payroll berada di 325.000.

"Ekonomi memang masih cukup kuat, itu adalah berita baik. Namun ketika melihat konteks yang berbeda, kabar ini akan membuat The Fed makin yakin dalam meneruskan pengetatan kebijakan moneter," kata Shawn Snyder, Head of Investment Strategy di Citi Personal Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat suku bunga The Fed berada di kisaran 2,75% - 3% dengan probabilitas 54,6%. Padahal, ekspektasi tersebut sebelumnya sudah sempat turun menjadi 2,5% - 2,75%.

"Angka non-farm payroll cukup solid. Data ini menjadi penyokong untuk kenaikan suku bunga pada paruh kedua 2022," ujar Minh Trang, Senior Currency Trader di Silicon Valley Bank yang berbasis di California (AS), seperti diberitakan Reuters.

Ekspektasi kenaikan suku bunga hingga 200 basis poin lagi dari level saat ini 0,75% - 1% tersebut membuat dolar AS kembali kuat.

Selain itu, hasil survei yang dilakukan Reuters menunjukkan sebanyak 28 dari 44 analis memperkirakan penurunan dolar AS tersebut hanya berlangsung selama 3 bulan saja. Di antara 28 analis tersebut, 16 orang memperkirakan tekanan bagi dolar AS hanya akan berlangsung hingga akhir Juni.

Dengan demikian, rupiah yang pada pekan lalu mampu menguat nyaris 1% dan berada di level terkuat dalam 5 pekan terakhir, patut waspada akan kembali mengalami tekanan.

Di bulan ini dan bulan Juli, The Fed hampir pasti akan menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 basis poin.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Inflasi Di Indonesia Melandai, Kabar Baik Bagi Rupiah


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%

Pages