Anjlok Parah Tadi Pagi, Ada Harapan IHSG Rebound di Sesi 2?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 06/06/2022 13:16 WIB
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan 1,64% di level 7.064,82 pada perdagangan sesi I awal pekan, Senin (6/6/2022).

IHSG semakin bergerak menjauhi level psikologis 7.200 dan terlempar ke bawah 7.100. IHSG sempat bergerak di zona hijau. Namun terus tertekan setelah itu.

Meskipun IHSG drop signifikan tetapi asing mencatatkan net buy senilai Rp 151 miliar di pasar reguler.


Bursa saham Asia bergerak variatif siang ini. Indeks Nikkei, Hang Seng, dan Shanghai kompak menguat lebih dari 0,5%.

Sementara indeks Straits Times dan IHSG melemah. Pasar saham nasional terpantau memimpin pelemahan dengan koreksi lebih dari 1,5%.

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama melemah pada perdagangan pekan lalu. Secara mingguan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,94%, S&P 500 terkoreksi 1,2%, dan Nasdaq Composite minus 0,98%.

Pada perdagangan akhir pekan, ketiganya melemah signifikan. DJIA, S&P 500, dan Nasdaq ambles masing-masing 1,05%, 1,63%, dan 2,47%.

"Angka non-farm payroll cukup solid. Data ini menjadi penyokong untuk kenaikan suku bunga pada paruh kedua 2022," ujar Minh Trang, Senior Currency Trader di Silicon Valley Bank yang berbasis di California (AS), seperti diberitakan Reuters.

Saat suku bunga acuan naik, maka niscaya imbal hasil (yield) obligasi akan ikut terungkit. Pada perdagangan akhir pekan, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ditutup di 2,9405%, tertinggi sejak 17 Mei.

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS dan koreksi yang tajam di bursa saham Wall Street patut diwaspadai karena dapat memicu efek banjir kiriman yang juga berdampak negatif terhadap aset keuangan domestik terutama saham.

Untuk melihat arah perdagangan sesi II, simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Analisis Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB sesi I, tampak bahwa indeks bergerak mendekati batas bawah BB terdekat di 7.036.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung turun yang mengindikasikan adanya penguatan momentum jual. RSI berada di level 44,25 setelah sebelumnya berada di zona overbought.

Jika melihat indikator teknikal, ada peluang IHSG mengalami retrace di sesi II. Indeks berpotensi menguji level 7.036-7.138 terlebih dahulu.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor