Rubel Mata Uang Terbaik Dunia, Rusia 'Buang' Dolar AS & Euro!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 June 2022 14:55
Rubel Rusia
Foto: Reuters

Rubel masih mampu menjadi mata uang terbaik dunia meski CBR memangkas suku bunga dengan agresif. Pada pekan lalu, rubel sempat jeblok hingga lebih dari 7% akibat pemangkasan tersebut serta Presiden Putin yang memutuskan melonggarkan kebijakan capital control. Rubel pun lengser dari tahta mata uang terbaik di dunia.
Tetapi di pekan ini, rubel kembali bangkit dan kembali merebut tahta tersebut. Sepanjang pekan ini, rubel tercatat menguat 4,7%, padahal CBR akan kembali memangkas suku bunganya bulan ini.

CBR sudah 3 kali memangkas suku bunga masing-masing 300 basis poin menjadi 11%. Pemangkasan tersebut dilakukan setelah inflasi mulai melandai, serta untuk meredam penguatan rubel yang sebelumnya sempat menyentuh level RUB 51,5/US$ pada 25 Mei lalu, level terkuat dalam 7 tahun terakhir. Sehari setelahnya, CBR memangkas suku bunga acuannya.

Direktur investasi Locko Invest, Dmitry Polevoy, memprediksi CBR akan memangkas suku bunga lagi pada 10 Juni nanti sebesar 100 basis poin menjadi 10%, dan akan melakukan lagi di akhir tahun.

"Penurunan inflasi produsen memberikan kami gambaran inflasi konsumen akan melandai, menguatkan ekspektasi CBR akan memangkas suku bunga menjadi 10% di bulan Juni, dan dipangkas lagi hingga menjadi satu digit pada akhir tahun," kata Polevoy, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (1/6/2022).

Gubernur CBR, Elvira Nabiullina pun sudah menyatakan masih ada ruang untuk kembali menurunkan suku bunga, sehingga dapat memacu perekonomian.

Kebijakan tersebut berbanding terbalik dengan bank sentral AS (The Fed) yang justru sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Sejauh ini The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali, 25 basis poin di bulan Maret dan 50 basis poin bulan lalu menjadi 0,75% - 1%.

Di bulan ini dan bulan Juli, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga masing-masing 50 basis poin, dan masih akan terus dilakukan hingga akhir tahun nanti diperkirakan menjadi 2,75% - 3%.

Artinya akan ada kenaikan 200 basis poin lagi. Nyatanya hal tersebut tidak mampu membuat dolar AS menguat melawan rubel.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular