
Jangan Asal Pilih Saham Teknologi, Perhatikan Hal Ini Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham teknologi telah terpukul secara menyeluruh pada tahun 2022. Penurunan ini sangat brutal bagi perusahaan yang melaksanakan debut pasar mereka pada tahun 2021 di Amerika Serikat (AS).
Bagaimana dengan saham teknologi di Indonesia? Nico Laurens, Head of Research Panin Sekuritas mengatakan kalau saat ini investor memang cukup perhatian pada saham-saham teknologi.
Pasalnya banyak investor yang memperhatikan bagaimana perusahaan tersebut bisa beradaptasi dari perubahan kebiasaan masyarakat yang kembali dari online ke offline pasca melandainya kasus Covid-19.
"Para investor mungkin akan shifting dan mengambil saham-saham perusahaan yang tidak bergantung pada funding," jelas Nico kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/6/2022).
Namun Nico juga menyebutkan kalau saham-saham teknologi di Indonesia masih atraktif karena masih di fase yang sangat awal. Oleh karena itu, Nico menyebutkan setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan investor saat memilih saham teknologi.
Pertama, menurut Nico sebelum investasi di saham teknologi lihatlah dari sisi makro. Dia merinci juga untuk melihat bagaimana perusahaan tersebut dari sisi pendanaan. Jika sisi makronya tidak begitu ketat, Nico menyebutkan berarti perusahaan-perusahaan akan lebih cepat berakselerasi.
"Kalau misal money supply tumbuh, The Fed sudah normalisasi, kenaikan suku bunga juga sudah itu dari sisi makro," rinci Nico.
Adapun yang kedua adalah melihat dari sisi industri. Untuk di Indonesia misalnya pilih perusahaan teknologi yang penetrasi penggunanya sudah meluas.
Misalnya bukan hanya digunakan di Pulau Jawa saja namun juga sudah mulai ke luar daerah. Bukan cuma itu, perhatikan juga bagaimana dukungan pemerintah pada sektor industri tersebut.
"Terakhir, apakah perusahaan sustain secara jangka panjang, jadi lihat value dan cost-nya," kata Nico.
Menurut Nico, kalau perusahaannya sudah berhasil monetisasi dan tidak ditinggalkan oleh penggunanya, dan jika lost mereka makin kecil, itu adalah katalis positif.
Nico juga menyebut kalau sebenarnya saham-saham teknologi di Indonesia seperti BUKA yang baru listing tahun lalu dan GOTO yang listing pada tahun ini masih bagus. Pasalnya, saham-saham ini terbilang baru, tidak seperti di China dan Amerika Serikat (AS) yang sudah mulai semenjak 2010.
"BUKA dan GOTO misalnya saya lihat masih ada pertumbuhan meski melambat, GOTO ada transaksi value masih positif, BUKA juga. Jadi sebenarnya masih early phase dan masih long way to go," kata Nico.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lirik Daya Tarik Saham Teknologi di Tengah Guncangan Ekonomi