Usai Capai Level Tinggi 5 Pekan, Kurs Dolar Australia Jeblok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 June 2022 13:15
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia turun melawan rupiah pada perdagangan Jumat (3/6/2022) dan kembali ke bawah Rp 10.500/AU$. Dolar Australia cukup kuat menghadapi rupiah, kemarin saat dolar Amerika Serikat dan Singapura jeblok, nilainya justru menguat.

Pagi tadi, dolar Australia juga sempat menguat lagi ke Rp 10.544/AU$ yang merupakan level tertinggi dalam 5 pekan terakhir, sebelum berbalik melemah. Pada pukul 12:02 WIB dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.468/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Bank sentral Australia (Reserve bank of Australia/RBA) yang tidak lagi memberikan tekanan, membuat mata uangnya terus menanjak. Saat pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) melanda, RBA menerapkan kebijakan pembelian obligasi (quantitative easing/QE) pertama dalam sejarah. Total nilainya mencapai AU$ 280 miliar.

Asisten gubernur RBA, Christopher Kent di awal pekan ini mengatakan kebijakan tersebut membuat yield obligasi turun sekitar 0,3 persen poin, yang berkontribusi terhadap pelemahan dolar Australia.

Kebijakan tersebut membuat nilai neraca RBA menjadi AU$ 600 miliar, dan Kent mengatakan obligasi yang dimiliki akan dilepas secara bertahap karena jatuh tempo dalam beberapa tahun mendatang.

"Dengan membiarkan kepemilikan obligasi berkurang secara bertahap seiring berjalannya waktu saat jatuh tempo, efek dari kepemilikan tersebut, yaitu tekanan bagi yield dan nilai tukar dolar Australia akan berkurang secara bertahap," kata Kent sebagaimana dilansir Australia Financial Review, Senin (23/5/2022).

Sementara itu rupiah sedang perkasa sejak Kamis kemarin setelah rilis data inflasi yang menunjukkan pelambatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2022. Hasilnya sesuai ekspektasi pasar, laju inflasi mengalami perlambatan secara bulanan.
Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan terjadi inflasi 0,4% pada Mei dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan April yang sebesar 0,95%.

"Inflasi Mei, beberapa komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, dan ikan segar," kata Margo dalam konferensi pers.
Sementara inflasi tahunan Mei 2022 dibandingkan Mei 2021 (year-on-year/yoy) tercatat 3,55%. Sebagai informasi, inflasi tahunan pada bulan sebelumnya adalah 3,47%.

Kemudian, inflasi inti, yang menjadi acuan Bank Indonesia (BI) dalam menetapkan kebijakan moneter mengalami pelambatan menjadi 2,58% (yoy), dari bulan April 2,6% (yoy).

Tanda-tanda inflasi yang melandai juga bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial. Sebab, tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga menjadi lebih kecil. Dengan suku bunga acuan di tahan di rekor terendah 3,5%, tentunya akan membantu pertumbuhan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular