
Seharian Bergerak Liar, IHSG Berakhir Stagnan Saja

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Kamis (2/6/2022) dengan stagnan di level 7.148,72 hanya terkoreksi amat tipis 0,24 indeks poin.
Di sepanjang perdagangan IHSG cenderung bergerak volatil. IHSG menyentuh level terendah di 7.117,98 dan level tertinggi di 7.209,08 dan bergerak liar dari zona merah ke zona hijau sebelum kembali merah.
Meskipun IHSG stagnan, asing mencatatkan net buy di pasar reguler dengan nilai jumbo sebesar Rp 661 miliar.
Saham paling banyak diborong asing adalah saham ASII dan ADRO dengan net buy masing-masing Rp 247 miliar dan Rp 133 miliar.
Sedangkan saham ADMR dan BBRI menjadi dua saham paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 245 miliar dan Rp 133 miliar.
Mayoritas bursa saham Asia memang bergerak di zona merah hari ini kecuali indeks Shanghai Composite yang menguat 0,42%.
Bursa saham Wall Street semalam juga ditutup di zona merah. Indeks Dow Jones melemah 0,54% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 0,75% dan 0,72%.
Dari dalam negeri sentimen datang dari data PMI manufaktur dan inflasi. Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia bulan Mei 2022 mencatatkan ekspansi di angka 50,8.
Namun jika dibandingkan dengan bulan April 2022 di 51,9 maka PMI manufaktur Indonesia tercatat mengalami perlambatan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi memperkirakan inflasi Mei menembus angka 3,55% (secara tahunan). Level tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak Januari 2017 atau dalam lima tahun terakhir di mana pada saat itu inflasi tercatat 3,61%. Namun inflasi bulanan diprediksi di angka 0,41% atau melandai dari sebelumnya 0,95%.
Polling inflasi dari konsensus pasar tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu IV, inflasi Mei diperkirakan 0,35% (bulanan) dan 3,5% (tahunan).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan Mei naik 0,40% secara month on month (mom) dan 3,55% year on year (yoy) sejalan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000