Saham Teknologi Kembali Bangkit, Akankah Bertahan Lama?

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 02/06/2022 15:53 WIB
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) stagnan di level 7.148,72 saham-saham teknologi justru mengalami penguatan. Indeks sektoral teknologi berhasil lompat 4,43% pada hari ini.

Melesatnya saham-saham teknologi dipimpin oleh emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar paling jumbo yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang terapresiasi 13,16%. Tercatat GOTO memiliki kapitalisasi pasar Rp 407 triliun

Di posisi kedua ada PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) yang naik 4,17%. Selain saham DIVA, saham emiten lokapasar PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga naik lebih dari 4% atau tepatnya 4,08%.


Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) naik 3,79%. Kemudian saham PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) melesat 2,99%.

Terakhir ada saham PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) yang menguat 0,61%. Saham-saham emiten teknologi kompak bergerak di zona hijau.

Sebelumnya di bulan Mei saat IHSG ambles saham-saham teknologi juga ikut terkena gempuran terutama saham teknologi dengan nilai kapitalisasi pasar besar seperti GOTO dan BUKA.

Sentimen negatif datang dari eksternal. Bank Sentral AS The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) saat bursa saham domestik libur lebaran.

Wall Street yang terkena aksi jual masif juga berdampak pada pasar keuangan Tanah Air. IHSG yang baru buka lagi 9 Mei 2022, langsung ambles signifikan.

Saham GOTO bahkan mengalami auto reject atas (ARB) berjilid-jilid pada pekan pertama perdagangan bulan Mei usai libur panjang.

Namun setelah mengalami koreksi yang tajam, IHSG sukses rebound. IHSG memang belum kembali ke atas level 7.200. Namun setidaknya IHSG sudah kembali ke atas level 7.000.

Pasar saham domestik memang terbilang resilien di tengah gempuran sentimen negatif yang membuat aset berisiko seperti saham terus terkena tekanan jual masif.

JP Morgan dalam risetnya menyebut bahwa pasar saham Indonesia sebenarnya menarik untuk di kawasan Asia Tenggara.

Ada tiga alasan utama mengapa pasar saham Indonesia patut dilirik menurut bank investasi asal AS tersebut, pertama adalah pemulihan ekonomi, kedua adalah sektor perbankan yang mengalami perbaikan dan ketiga adalah sektor teknologi yang terus tumbuh.

Sentimen inilah yang pada akhirnya membuat IHSG cepat rebound selain karena faktor tingginya harga komoditas. Saham teknologi pun ikut kena berkahnya.


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat