Rupiah Ngamuk! Tembus ke Bawah Rp 14.500/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2022 15:03
Ilustrasi Rupiah dan Dolar di Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (2/6/2022). Rilis data ekonomi dari dalam negeri membuat rupiah mampu melesat di perdagangan pertama Juni, hingga menembus ke bawah Rp 14.500/US$. Penguatan hari ini tentunya menjadi modal yang bagus bagi rupiah mengarungi Juni, sebab sebelumnya sudah melemah 3 bulan beruntun.

Rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,17% di Rp 14.555/US$. Sempat berbalik stagnan, rupiah kemudian melesat hingga 0,69% ke Rp 14.480/US$, yang merupakan level terkuat sejak 28 April lalu. Di penutupan perdagangan, rupiah juga berada di level tersebut.

Dari dalam negeri, pagi tadi S&P Global mencatat aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada Mei 2022 ada di 50,8. Skor di atas 50 menandakan masih terjadi ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah sembilan bulan beruntun berada di atas 50.

Akan tetapi, ekspansi itu sepertinya melambat. Sebab bulan sebelumnya PMI manufaktur tercatat 51,9.

"Produksi manufaktur turun untuk kali pertama dalam sembilan bulan pada Mei, meski pada laju fraksional. Anggota panel sering menyebutkan bahwa penurunan disebabkan oleh gangguan pasokan. Sementara itu, menurut panelis, permintaan baru secara keseluruhan mengalami ekspansi tingkat sedang, dengan kondisi permintaan yang relatif kuat dan pemenangan klien baru mendorong kenaikan terkini," sebut keterangan tertulis S&P Global.

Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2022. Hasilnya sesuai ekspektasi pasar, laju inflasi mengalami perlambatan secara bulanan, begitu juga dengan inflasi inti.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan terjadi inflasi 0,4% pada Mei dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan April yang sebesar 0,95%.

"Inflasi Mei, beberapa komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, dan ikan segar," kata Margo dalam konferensi pers.

Sementara inflasi tahunan Mei 2022 dibandingkan Mei 2021 (year-on-year/yoy) tercatat 3,55%. Sebagai informasi, inflasi tahunan pada bulan sebelumnya adalah 3,47%.
Kemudian, inflasi inti, yang menjadi acuan Bank Indonesia (BI) dalam menetapkan kebijakan moneter mengalami pelambatan menjadi 2,58% (yoy), dari bulan April 2,6% (yoy).

Tanda-tanda inflasi yang melandai juga bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial. Sebab, tekanan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga menjadi lebih kecil.

Dengan suku bunga acuan di tahan di rekor terendah 3,5%, tentunya akan membantu pertumbuhan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular