Pagi Ini IHSG Galau Maksimal, Sesi 2 Mau ke Mana Nih?

Putra, CNBC Indonesia
02 June 2022 12:38
Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Bursa Efek Indonesia (BEI). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil pada perdagangan sesi I, Kamis (2/6/2022). Sempat menguat di awal perdagangan, IHSG berakhir dengan koreksi 0,1% di level 7.141,99.

Kendati terkoreksi, arus dana asing membanjiri pasar saham RI. Investor asing melakukan net buy senilai Rp 350,7 miliar.

Mayoritas pasar saham Asia cenderung melemah kecuali indeks Shanghai Composite yang menguat 0,11%.

Bursa saham Wall Street semalam juga ditutup di zona merah. Indeks Dow Jones melemah 0,52% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 0,75% dan 0,72%.

Dari dalam negeri sentimen datang dari data PMI manufaktur dan inflasi. Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia bulan Mei 2022 mencatatkan ekspansi di angka 50,8.

Namun jika dibandingkan dengan bulan April 2022 di 51,9 maka PMI manufaktur Indonesia tercatat mengalami perlambatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan Mei naik 0,40% secara month on month (mom) dan 3,55% year on year (yoy) sejalan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks sempat bergerak di area batas atas BB di 7.175.

IHSG sempat menyentuh level tertinggi intraday di 7.209. Namun setelah itu IHSG bergerak turun.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI berada di level 72,22 yang mengindikasikan sudah berada di level jenuh beli (overbought).

Jika melihat indikator teknikal, ada peluang IHSG mengalami retrace di sesi II. Indeks berpotensi menguji level 7.100-7.200.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular