
Lapor Pak Erick! Waskita Masih Rugi Rp 830 M di Kuartal I

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN karya yang terperangkap dalam restrukturisasi utang jumbo, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), melaporkan kinerja keuangan yang masih tertekan pada kuartal pertama tahun ini.
Rugi bersih perusahaan tercatat membengkak naik 18 kali lebih besar dari kerugian pada kuartal pertama tahun 2021 menjadi Rp 830,64 miliar dari semula hanya Rp 46,09 miliar.
Memburuknya pos laba-rugi terjadi meskipun pendapatan Waskita malah tercatat mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 2,74 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, dari semula Rp 2,67 triliun di kuartal pertama 2021.
Pendapatan jasa konstruksi yang merupakan segmen bisnis utama perusahaan tercatat turun 13% menjadi Rp 1,99 triliun dari semula Rp 2,28 triliun.
Sementara itu pendapatan bunga dari jasa konstruksi naik 5 kali lipat lebih menjadi Rp 426,33 miliar dari semula Rp 64,82 miliar. Selain itu segmen bisnis lain yang mencatatkan kenaikan adalah pendapatan jalan tol yang naik menjadi Rp 213,23 miliar dari semula Rp 175,21 miliar.
Proporsi beban pokok pendapatan terhadap pendapatan usaha tercatat relatif stagnan, dengan rasionya mendekati 90%.
Melonjaknya rugi perusahaan salah satunya dapat diatribusikan pada kenaikan signifikan dalam beban umum dan administrasi yang membengkak dua kali lipat menjadi Rp 585,10 miliar dari semula Rp 290,02 miliar.
Dalam komponen beban tersebut gaji pegawai tercatat naik menjadi Rp 160,12 miliar dari semula Rp 111,01 miliar, meskipun jumlah pegawai pada akhir kuartal pertama tahun ini berkurang dari posisi akhir tahun lalu.
Jumlah remunerasi yang diterima oleh dewan direksi pada kuartal pertama tahun ini tercatat naik menjadi Rp 5,73 miliar dari semula Rp 4,61 miliar, sedangkan remunerasi dewan komisaris tercatat turun.
Perusahaan juga mencatatkan penurunan pendapatan bersih lainnya menjadi Rp 232, 67 miliar dari semula Rp 652,79 miliar, termasuk di dalamnya pemulihan piutang, pendapatan kerja sama operasi (KSO) dan pendapatan lainnya.
Aset perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp 102,12 triliun dari semula Rp 103,60 triliun akhir tahun lalu. Penurunan salah satunya terjadi pada kas dan setara kas yang secara tahunan di 2021 naik signifikan dari posisi 2020.
Pada akhir tahun 2020 kas dan setara kas tercatat hanya berjumlah Rp 1,21 triliun, akhir tahun lalu naik drastis menjadi Rp 13,16 triliun, dan kini menjadi Rp 10,38 triliun. Aset lancar perusahaan tercatat sebesar Rp 41,46 triliun, turun tipis dari posisi akhir tahun lalu yang meningkat nyaris 50% secara tahunan menjadi Rp 42,58 triliun.
Total liabilitas perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp 86,08 triliun, dengan liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 26,45 triliun. Sebelumnya dalam laporan keuangan tahunan, akhir tahun lalu Waskita mencatatkan penurunan utang jangka pendek yang cukup signifikan dan merupakan bagian dari upaya restrukturisasi utang.
Restrukturisasi tersebut menempatkan utang jangka pendek perusahaan menjadi utang jangka panjang yang angkanya meningkat.
Akhir tahun lalu utang bank jangka pendek perusahaan turun hingga 87% menjadi Rp 2,09 triliun dari semula mencapai Rp 17,25 triliun di akhir tahun 2020. Dari angka tersebut tercatat utang jangka pendek kepada empat perbankan BUMN (Bank BRI, Mandiri, BNI dan BSI) sudah tidak ada dari semula mencapai Rp 15,5 triliun.
Sementara itu utang bank jangka panjang dengan BUMN perbankan yang merupakan pihak berelasi naik menjadi Rp 29,15 triliun dari semula Rp 9,12 triliun.
Hari ini (2/6), pada perdagangan sesi pertama di pasar modal per pukul 10.38 WIB, saham WSKT tercatat naik 1,79% ke level Rp 570/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 16,42 triliun. Dalam sepekan saham ini telah naik 10,68% dan sejak awal tahun masih terkoreksi 10,24%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Karena Ini Rugi Waskita Naik 73% Jadi Rp 1,9 T
