Dolar Kian Menjauhi Rekor Tertinggi Hingga Disalip Rupiah

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Senin, 30/05/2022 11:37 WIB
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil melibas dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan hari ini, Senin (30/5). Di sepanjang bulan ini, indeks dolar AS anjlok 1,37% di pasar spot dan bergerak kian jauh dari rekor tertingginya selama dua dekade.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air di sesi awal perdagangan melesat 0,48% ke Rp 14.505/US$. Pukul 11:00 WIB, rupiah memangkas penguatannya menjadi hanya 0,24% ke Rp 14.540/US$.

Indeks dolar AS berada di jalurnya untuk penurunan secara bulanan untuk pertama kalinya dalam lima bulan karena investor telah mengurangi taruhan bahwa kenaikan suku bunga acuan akan memacu kenaikan lebih lanjut karena kekhawatiran resesi global telah surut.


Pekan ini, menjadi pekan yang penting karena rilis data akan memberikan petunjuk tentang prospek pertumbuhan global, suku bunga acuan, dan angka pekerjaan di AS.

"Dolar bisa jatuh lebih jauh minggu ini. Kalau bukan karena penguncian China, prospek global akan lebih cerah, dan dolar lebih rendah," kata Joe Capurso, kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia di Sydney dikutip dari Reuters.

Pukul 11:00 WIB, dolar terkoreksi 0,13% ke level 101,537 terhadap 6 mata uang dunia lainnya dan menyentuh level terendah sejak 25 April 2022. Indeks dolar AS bergerak semakin menjauh dari rekor tertingginya selama dua dekade di level 105 pada awal Mei lalu.

Namun, secara fundamental, rilis data ekonomi AS menunjukkan hal yang baik, di mana belanja konsumen AS di bulan April naik lebih dari yang diharapkan karena pembelian barang dan jasa meningkat dan kenaikan inflasi melambat, sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022.

Belanja konsumen yang menyumbang lebih dari dua pertiga kegiatan ekonomi AS, meningkat 0,9% di April. Hal tersebut dipicu oleh permintaan kendaraan bermotor baru, pakaian, alas kaki, barang rekreasi serta perabot dan peralatan rumah tangga. Permintaan barang tetap kuat bahkan ketika pengeluaran untuk jasa meningkat.

Pendapatan pribadi naik 0,4%, dengan upah menyumbang sebagian besar kenaikan. Tingkat tabungan turun menjadi 4,4%, terendah sejak September 2008, dari 5,0% di bulan Maret. Itu menunjukkan rumah tangga telah memanfaatkan lebih dari $2 triliun kelebihan tabungan yang terakumulasi selama pandemi COVID-19.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,2%, kenaikan terkecil November 2020, setelah melonjak 0,9% pada bulan Maret. Dalam 12 bulan hingga April, indeks harga PCE naik 6,3% setelah melonjak 6,6% di bulan Maret.

Moderasi inflasi menjadi pertanda baik bagi pertumbuhan PDB kuartal ini, ketika disesuaikan dengan inflasi, belanja konsumen meningkat 0,7% di bulan April setelah naik 0,5% di bulan sebelumnya.

Sayangnya, rilis data ekonomi yang baik di Negara Paman Sam tidak membuat Mata Uang Garuda batal menguat terhadap si greenback. Penguatan rupiah sudah terindikasi pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Rupiah bergerak menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Jumat (27/5).

Periode

Kurs Jumat (27/5) pukul 15:13 WIB

Kurs Senin (30/5) pukul 11:05 WIB

1 Pekan

Rp14.548,5

Rp14.517,6

1 Bulan

Rp14.560,0

Rp14.520,0

2 Bulan

Rp14.565,0

Rp14.526,0

3 Bulan

Rp14.586,0

Rp14.557,0

6 Bulan

Rp14.671,0

Rp14.642,0

9 Bulan

Rp14.761,0

Rp14.732,0

1 Tahun

Rp14.899,0

Rp14.832,8

2 Tahun

Rp15.325,6

Rp15.272,0

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS