Harum Energy Mau Lakukan Pemecahan Nilai Saham, Cek Jadwalnya

Putra, CNBC Indonesia
27 May 2022 09:05
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Harum Energy Tbk (HRUM) akan melakukan aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham (stock split) dalam waktu dekat.

Sebagaimana sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 11 Mei 2022, perusahaan akan melakukan stock split dengan rasio 1 : 5.

Mengacu pada pengumuman resmi perseroan yang dirilis pada 25 Mei 2022, akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi jatuh pada 31 Mei 2022.

Sementara itu awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler maupun negosiasi jatuh pada 2 Juni 2022.

Sebagai informasi, HRUM merupakan salah satu emiten yang bergerak di sektor pertambangan batu bara dan mineral.

Kenaikan harga batu bara global juga membawa berkah bagi bisnis HRUM. Pendapatan HRUM mencapai US$ 152,2 juta pada kuartal I-2022 atau tumbuh 167% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan HRUM ini paling banyak ditopang oleh pendapatan dari kontrak penjualan batu bara ekspor yang mencapai US$ 149,4 juta.

Sementara itu dari sisi bottom line, laba bersih HRUM tercatat mencapai US$ 62,8 juta atau meningkat 257% dari periode yang sama tahun sebelumnya di US$ 17,6 juta.

Tidak hanya puas dengan kinerjanya yang cemerlang di tengah tingginya harga batu bara, HRUM juga berekspansi ke bisnis tambang nikel.

Hal ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2021. HRUM tercatat mengakuisisi saham perusahaan nikel PT Position milik Aquila Nickel Pte Ltd yang tercatat berbasis di Singapura sebesar 51%.

Akuisisi PT Position ini merupakan akuisisi perusahaan nikel kedua setelah mengakuisisi Nickel Mines Limited asal Australia pada Juni 2020 lalu. Usai mengakuisisi dua perusahaan nikel tersebut, HRUM menargetkan kontribusi nikel terhadap pendapatan perusahaan bisa mencapai 75%-80% pada 2026 mendatang.

Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara mengatakan, investasi untuk tambang nikel yang tercatat di Australia kurang lebih US$ 54 juta dan US$ 80 juta untuk akuisisi di PT Position.

Lalu, pada Februari 2021 perusahaan tambang yang dimiliki Taipan Kiki Barki ini, melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel, juga membeli 259.603 saham baru atau 24,5% dari jumlah saham yang dikeluarkan oleh PT Infei Metal Industry atau PT IMI dengan harga jual beli sebesar US$ 68,60 juta.

PT IMI adalah perusahaan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan bergerak di bidang pemurnian nikel (smelter).

Ray mengatakan, tujuan dari transaksi ini adalah untuk mengembangkan kegiatan usaha hilir penambahan nikel milik perusahaan ke tahap pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah.

Harga batu bara yang naik dan bisnis nikel yang dinilai cerah menjadi katalis positif untuk harga saham HRUM.

Meskipun harga sahamnya cenderung downtrend dalam satu bulan terakhir, tetapi sejak rencana ekspansi ke bisnis nikel dan kenaikan harga batu bara berlangsung, harga saham HRUM pun telah melesat ratusan persen.

Data perdagangan mencatat nilai kapitalisasi pasar HRUM naik 116,3% dalam 1 tahun terakhir dan melesat 602% dalam tiga tahun terakhir.

Pada perdagangan Rabu (25/5/2022), harga saham HRUM terpantau melemah 5,87% ke level Rp 10.425/unit dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 28,2 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular