
Pasokan Numpuk, Harga Nikel Turun (Lagi).. Kapan Berhentinya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama tiga hari beruntun persediaan nikel di gudang naik. Permintaan yang lesu turut mendorong persediaan naik sehingga membebani laju harga nikel.
Pada Rabu (25/5/2022) pukul 15.30 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 26.080 ton, anjlok 1,77% dibandingkan dengan posisi kemarin.
Di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) persediaan nikel tercatat 72.600 ton, naik 480 ton dibandingkan dengan persediaan kemarin. Ini hari ketiga secara beruntun persediaan nikel naik.
Secara garis besar, persediaan nikel masih berada di level rendah dalam beberapa tahun terakhir lalu berada di dalam tren mendatar. Ini karena permintaan yang lesu dari China, konsumen utama logam dunia.
Gelombang pandemi Covid-19 baru di China menekan permintaan Nickel Pig Iron (NPI) sebagai bahan baku pembuatan baja anti karat (stainless steel). Hal ini menyebabkan transaksi pasar menjadi lesu.
Padahal baja tahan karat adalah produk pengguna nikel terbesar di dunia. Penggunaannya hingga 70% dari produksi nikel dunia.
Menurut riset SMM, para pedagang masih belum yakin terhadap kondisi pasar nikel. Sehingga memilih sikap wait and see untuk saat ini.
"Situasi pandemi domestik belum sepenuhnya membaik. Sehingga tingkat operasi produsen hilir kurang dari harapan," tulis riset SMM.
Sementara itu, rumah penelitian Antaike mengatakan lockdown di China menekan konsumsi logam mineral, terutama nikel. Penyebabnya adalah produsen baterai kendaraan listrik mulai memotong bahkan menghentikan produksi.
"Ada dampak yang relatif besar pada permintaan, sebagian karena penurunan pesanan baterai dan pembatasan transportasi domestik," kata Antaike.
"Bagian dari sektor energi baru yang terkonsentrasi di Delta Yangtze dan China tenggara telah terkena dampak parah," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Harga Nikel Naik 22%, 2022 Kayaknya Nggak Lanjut...