Prospek Saham Properti Tahun Ini, Bakal Menggeliat?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
25 May 2022 15:15
Paramount Petals
Foto: Dok: Paramount

Di sepanjang tahun 2022, sektor properti diyakini akan tetap stabil seiring dengan tren pemulihan ekonomi nasional. Tidak hanya itu, beberapa faktor dapat mendorong prospek pertumbuhan penjualan di tahun ini.

Analis BRI Sekuritas Victor Stefano menilai bahwa penjualan pada sektor properti tahun ini akan dibantu oleh regulasi makro yang mendukung, di mana level Suku Bunga Dasar Kredit menurun dan adanya kebijakan insetif PPN DTP membuat sektor properti menjadi lebih menarik.

Selain itu, lonjakan harga komoditas juga berperan untuk meningkatkan upah para pekerja dan diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan mendorong permintaan yang lebih besar di sektor properti.

Di tengah kondisi yang kian pulih dan dalam proses transisi ke endemik, juga ikut membantu meningkatkan permintaan dari investor asing.

Dalam risetnya, Victor juga memprediksikan bahwa kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak akan berdampak pada sektor properti karena BI masih akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau 7 Days Reserve Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 3,5% karena angka inflasi Indonesia di 3,47% masih berada dalam target BI di 2%-4%.

Menurut analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksono menilai sektor properti ini sudah mulai untuk bangkit, yg pertama dari sisi sektor rotasi di IHSG, kemudian dari pertumbuhan KPR di perbankan dan relaksasi PPKM yg diberlakukan oleh pemerintah akan kembali memutar perekonomian Indonesia.

"Selanjutnya dengan adanya perpanjangan subsidi PPN diperkirakan juga akan menjadi katalis positif dari sektor properti," kata dia.

Namun, dia mengingatkan investor juga perlu memperhatikan akan adanya kenaikan bahan baku ataupun bahan pokok akibat adanya kenaikan harga komoditas global karena konflik dari Rusia dan Ukraina. "Di sisi lain pelaku pasar juga dapat mencermati dari suku bunga yangg ada kemungkinan kenaikan di semester II-2022," kata dia.

Senada, Direktur Investas Saran Mandiri, Hans Kwee menjelaskan, saham saham sektor properti akan mulai bangkit usai pandemi Covid-19. Namun, ia tak menampik masih ada yang menahan kenaikan harga saham sektor properti secara keseluruhan. "Rasanya sektor properti baru mulai bergerak pasca pandemi, jadi belum akan naik banyak," kata dia.

Hans menilai saat ini kinerja sektor properti juga terpengaruh dengan daya beli yang tertekan. "Bila ekonomi pulih, maka properti akan segera pulih segera," tandas dia.

Menurut Analis BNI Sekuritas Andri Zakaria bahwa, pelaku pasar saat ini memanfaatkan harga murah LAND setelah mencapai titik tertinggi Rp1.871 per saham pada Juli 2019.

"Secara jangka pendek sudah kelebihan pembelian dan divergence indikasi peluang kenaikan sudah relatif terbatas minat beli bisa dilampaui minat jual dalam waktu dekat," jelas dia kepada media, Senin(23/5/2022).

Ia menilai target terdekat berada di Rp214 per saham, tapi dapat menembus Rp240 hingga Rp316 selama di atas demand area Rp142 hingga Rp160.

(aaf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular