Analisis Teknikal

Kencangkan Seat Belt, IHSG Lagi Rawan Longsor Nih

Putra, CNBC Indonesia
25 May 2022 12:57
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengakhiri sesi I perdagangan Rabu (25/5/2022).

Meski sempat menguat dan hampir menyentuh level 6.950 pada 1 jam awal perdagangan, IHSG balik arah dan terkoreksi 0,44% menutup sesi I di level 6.883,42.

IHSG kembali terlempar dari level psikologis 6.900. Investor asing sebenarnya mencatatkan net buy pada perdagangan hari ini.

Namun net buy asing tergolong tipis. Hingga sesi istirahat siang, asing net buy Rp 13,42 miliar di pasar reguler.

Indeks saham kawasan Asia bergerak variatif. Indeks Hang Seng dan Shanghai Composite menguat 0,64% dan 0,58%.

Sementara itu indeks Nikkei melemah tipis 0,07%. Kemudian Straits Times turun 0,20%. Dengan begitu, IHSG menjadi yang paling buruk dengan koreksi lebih dari 0,4%.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak menjauhi batas atas BB terdekat di 6.991.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI IHSG mengalami penurunan ke level 45,70 yang mencerminkan penguatan momentum jual.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 semakin mendekati garis EMA 26 dan bar histogram bergerak mendekati area positif.

Apabila garis EMA 12 berhasil memotong dan bergerak di atas garis EMA 26 maka pola uptrend menjadi lebih terkonfirmasi.

Untuk sesi II, IHSG berpeluang lanjut terkoreksi. Indeks akan menguji level support terdekat di 6.850 dan resisten terdekat di 6.944.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular