Mengekor Benua Kuning, Bursa Eropa Dibuka Hijau!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal perdagangan kompak berada di zona positif pada hari ini, Rabu (25/5/2022), di mana pasar global berusaha untuk pulih dari penurunannya pada sesi perdagangan sebelumnya.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi menguat 0,6% ke level 434,24 di mana saham emiten sumber daya alam melesat 1,7% dan menjadi pemimpin kenaikan. Mayoritas saham emiten berada di zona positif.
Hal yang serupa terjadi pada indeks DAX Jerman terapresiasi 54,43 poin atau 0,39% ke 13.974,18 dan indeks CAC Prancis naik tipis 0,26% ke level 6.269,57. Indeks FTSE Inggris menguat 0,45% ke level 7.518,04.
Pergerakan tersebut terjadi setelah bursa saham Eropa bergerak melemah kemarin, dipicu oleh sentimen negatif di pasar global, di mana bursa saham Amerika Serikat (AS) gagal mempertahankan relinya dari penurunan pekan lalu.
Namun, beberapa data ekonomi yang baik dirilis kemarin, di mana Indeks Manufaktur (PMI) wilayah Eropa berada di 55,8 dan melampaui ekspektasi karena pertumbuhan bisnis mengalami penurunan. Kekhawatiran akan inflasi dan perlambatan pada pertumbuhan ekonomi masih menjadi sentimen utama.
Hari ini, bursa saham di Asia Pasifik bergerak lebih tinggi, di mana bank sentral New Zealand (RBNZ) telah mengumumkan akan menaikkan suku bunga acuannya. Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS menguat di perdagangan hari ini, setelah indeks Nasdaq turun di pasar reguler mengekor peringatan terhadap perlambatan pertumbuhan pada perusahaan media sosial Snap yang memukul indeks yang berbasis teknologi tersebut.
Forum Ekonomi Dunia akan digelar pada pekan ini di Davos, menyatukan para pemimpin politik dan bisnis di seluruh dunia. Pertemuan tahun ini digelar setelah beberapa tahun terhenti karena pandemi. Perang antara Rusia-Ukraina akan menjadi agenda utama pertemuan tersebut.
Selain itu, Kantor Federal Statistik mengumumkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman tumbuh 0,2% pada kuartal I-2022. Jerman merupakan ekonomi terbesar Eropa menghindari resesi dengan investasi yang kuat di konstruksi dan mesin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)