Makin Berkilau, Harga Emas Bikin Silau!
Jakarta, CNBC Indonesia - Emas masih bergerak dalam tren penguatan. Pada perdagangan Selasa (24/5/2022) pukul 14:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.856,79 per troy ons. Harga emas menguat 0,19%.
Level harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 6 Mei 2022 atau lebih dari dua pekan terakhir terakhir. Pada tanggal tersebut, harga emas ada di level US$ 1.882,96 per troy ons.
Penguatan harga emas pada hari ini juga memperpanjang tren positif yang sudah berlangsung sejak Rabu pekan lalu (18/5/2022) atau hampir sepekan terakhir.
Dalam sepekan, harga emas sudah menguat 2,3% secara point to point. Namun, dalam sebulan, harga emas melemah 2,2% sementara dalam setahun longsor 1,3%.
Matt Simpson dari City Index mengatakan kenaikan harga emas dibantu melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan dolar AS akan membantu emas karena harga sang logam mulia menjadi murah bagi investor.
Merujuk pada Refinitiv, indeks dolar ada di angka 101,83 pada siang hari ini. Level tersebut adalah yang terendah sejak 25 April 2022 atau hampir dalam sebulan terakhir.
"Pelemahan dollar AS membantu penguatan emas. Penguatan emas belum meyakinkan karena selama ini dibantu dollar AS," tutu Matt Simpson seperti dikutip dari Reuters.
Simpson mengatakan harga emas bisa goyang jika The Fed menaikkan suku bunga acuan bulan mendatang. Presiden The Fed dari Kansas Esther George (19/5) mengatakan The Fed akan menaikkan suku bunga hingga inflasi ada di kisaran target 2%
Inflasi AS tercatat 8,3% (year on year/yoy) di April 2022. Meskipun lebih rendah dibandingkan Maret 20222 (8,5%) tetapi inflasi AS masih berada di level tertingginya dalam 40 taun terakhir.
Kebijakan agresif The Fed bisa membuat harga emas kembali berbalik arah. Pasar berekspektasi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan mereka pada bulan mendatang. Kenaikan suku bunga The Fed akan berdampak negatif ke emas karena bisa membuat dollar AS melonjak serta meningkatkan yield surat utang pemerintah AS.
"Dalam jangka pendek, pelemahan dollar bisa menggerakkan harga emas. Emas memang tengah menanjak tetapi kebijakan The Fed yang agresif bisa menjadi halangan besar bagi emas untuk terus merangkak naik," tutur Analis FXTM Lukman Otunuga, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)