Negara-negara Ini Sudah Naikkan Bunga, Indonesia Menyusul?

Maesaroh, CNBC Indonesia
24 May 2022 12:14
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Bank sentral Amerika Serikat (AS) juga telah menaikkan suku bunga sebesar 75 bps sepanjang tahun ini.  Masing-masing sebesar 25 bps di Maret dan 50 bps di awal bulan Mei. 

Kenaikan suku bunga pada Maret menjadi yang pertama sejak 2019. Dengan kenaikan sebesar 75 bps maka The Fed Fund Rate (FFR) kini berada di 0,75-1%.

Senada dengan Inggris, The Fed mengerek suku bunga acuan mereka menyusul lonjakan inflasi dan pemulihan ekonomi di negara tersebut. Inflasi AS melonjak ke level 8,3% (yoy) di April tahun ini. Inflasi April memang lebih rendah dibandingkan Maret (8,5%) tetapi masih berkutat di level tertingginya sejak 40 tahun terakhir.


The Fed diperkirakan masih akan bersikap hawkish hingga akhir tahun. Pasar berekspektasi the Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak enam kali hingga akhir tahun.

Chairman The Fed Jerome Powell dalam beberapa kesempatan menegaskan sikap Fed yang tak ragu menaikkan suku bunga demi memerangi inflasi. The Fed akan mengarahkan inflasi ke level 2%, jauh di bawah laju inflasi AS saat ini.

"Kita tidak akan basa-basi. Tidak akan ada keraguan untuk itu. Kita akan meredam inflasi sampai kita merasa di titik aman," tutur Powell, saat diwawancara The Wall Street Journal, Selasa pekan lalu (17/5/2022).

India, Argentina, Meksiko, Arab Saudi, dan Malaysia juga telah menaikkan suku bunga pada tahun ini. Bank Negara Malaysia (BNM) di luar dugaan menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 25 bps menjadi 2% pada 11 Mei lalu. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak Juli 2020.

BNM beralasan mereka perlu menaikkan suku bunga karena pertumbuhan ekonomi sudah cukup tinggi. Ekonomi Negara Jiran tumbuh 3,9% di kuartal I tahun ini. Meskipun pertumbuhan kuartal I-2022 lebih rendah dibandingkan kuartal IV tahun 2021 (4,6%) tetapi masih jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal I tahun 2021 yang tercatat 2,4%.



Berbeda dengan banyak negara, bank sentral Rusia memilih menurunkan suku bunga acuan sebesar 300 bps menjadi 14% di April tahun ini. Langkah tersebut dilakukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah perang.

Sementara itu, sejumlah negara masih mempertahankan suku bunga acuan mereka di tengah lonjakan inflasi. Di antaranya adalah bank sentral Jepang, Bank Indonesia, dan European Central Bank (ECB).

Dana Moneter Inetrnasional (IMF) daam laporannya Economic Outlook 2022: War Sets Back the Global Recovery mengatakan perang Rusia-Ukraina membuat bank sentral dihadapkan pada dua pilihan sulit: menjaga pertumbuhan atau meredam kenaikan harga.

"Kenaikan harga membuat banyak bank sentral mengetatkan kebijakan moneter. kenaikan suku bunga juga akan diambil oleh bank sentral di banyak negara terutama emerging market," tulis IMF.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular