Rupiah Lagi Kuat Nih, Kurs Dolar Australia Jeblok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 May 2022 13:05
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia turun cukup tajam melawan rupiah pada perdagangan Selasa (24/5/2022) setelah kemarin menyentuh Rp 10.455/AU$. Aktivitas bisnis yang melambat membuat dolar Australia mengalami tekanan, sementara dari dalam negeri pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Pada pukul 10.13 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 10.360/US$ melemah 0,6% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penurunan aktivitas bisnis di Australia terlihat dari purchasing managers' index (PMI) yang mengalami pelambatan di bulan Mei. PMI sektor manufaktur melambat menjadi 55,3 dari bulan April 58,8.

IHS Markit melaporkan, pelambatan sektor manufaktur terjadi akibat penurunan tingkat produksi. Hal ini berkaitan dengan gangguan bahan baku akibat perang Rusia dengan Ukraina, serta lockdown yang dilakukan China.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti ekspansi, sementara di atasnya ekspansi.

Meski masih menunjukkan ekspansi, yang artinya masih bertumbuh, tetapi mengalami pelambatan cukup signifikan.

PMI sektor jasa dilaporkan sebesar 52,5, turun dari sebelumnya 53,5. Hal ini membuat PMI gabungan manufaktur dan jasa turun menjadi 53 dari sebelumnya 56,6, dan berada di level terendah dalam 4 bulan terakhir.

Sementara itu dari dalam negeri, Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) siang nanti, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) bertahan di 3,50%.

Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya dua yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

Artinya, masih ada peluang BI akan memberikan kejutan. Ekonom OCBCWellian Wirantomemperkirakan BI sudah akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

"Kami memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada minggu ini. Kenaikan untuk menekantekanan inflasi," ujar Wellian, kepada CNBC Indonesia.

Jika BI benar memberikan kejutan, maka rupiah akan mendapat suntikan tenaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular