Jelang Pengumuman Suku Bunga, Rupiah Sukses Libas Dolar AS!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
24 May 2022 11:36
FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan hari ini, Selasa (24/5), jelang pengumuman kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan akan dirilis pada siang nanti.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air di sesi awal perdagangan menguat 0,14% ke Rp 14.650/US$. Kemudian, rupiah kembali menguat lebih tajam 0,17% ke Rp 14.645/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar AS yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama naik tipis sebanyak 0,14% ke level 102,224 pada pukul 11:00 WIB, bergerak pulih dari penurunan 0,85% pada Senin (23/5). Meski begitu, indeks dolar AS masih berada jauh dari puncak tertinggi dua dekade pada pertengahan Mei lalu di 104,48.

Pergerakan tersebut terjadi lantaran pasar telah memprediksikan adanya kenaikan suku bunga acuan yang akan terjadi pada pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/the Fed) selanjutnya, sehingga dolar AS pun bergerak stabil di level 102-an.

Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic kemarin, bahwa harapannya ada kenaikan suku bunga acuan pada bulan Juni dan Juli, tapi pada bulan September memungkinkan adanya jeda.

Keputusan selanjutnya akan tergantung pada dinamika dasar yang terlihat baik dari inflasi yang coba ditahan The Fed dan dampak dari suku bunga yang lebih tinggi terhadap perekonomian.

"Saya optimis dan saya berasumsi inflasi akan mulai bergerak secara definitif lebih rendah saat itu," tambahnya yang dikutip dari Reuters.

Tidak jauh berbeda, Presiden Fed Kansas City Esther George juga mendukung seruan Bostic. Namun, dia melukiskan gambaran yang lebih suram karena menyebutkan banyak faktor seperti perang antara Rusia-Ukraina dan lockdown Covid-19 di China yang dapat berperan untuk mengintensifkan atau justru mengurangi tekanan inflasi.

Dari dalam negeri, semua perhatian tertuju pada Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneter selanjutnya pada hari ini pukul 14:20 WIB.

Namun, jajak pendapat analis Reuters memprediksikan bahwa BI masih akan menunggu beberapa bulan lagi untuk menaikkan suku bunga acuan dari rekor terendah. Meskipun, The Fed diprediksikan akan bertindak hawkish hingga beberapa bulan ke depan.

Sebanyak 25 analis dari total 27 orang memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan 24 Mei dan sisanya memperkirakan kenaikan 25 basis poin.

Sementara itu, sebanyak 8 orang mengatakan kenaikan suku bunga akan terjadi pada Juni dan 17 orang menilai akan terjadi pada pertemuan di Juli hingga September.

Meskipun inflasi di April melonjak dan menjadi level tertinggi dalam empat tahun enam bulan di 3,47%, tapi masih dalam kisaran target BI di 2-4% dan analis menilai bahwa BI tidak berada di bawah tekanan untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Mengacu pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF), Mata Uang Garuda sudah terindikasi penguatannya terhadap si greenback, meski tipis saja.

Terlihat, rupiah bergerak menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Senin kemarin (23/5). Namun, pada periode dua bulan hingga seterusnya, rupiah masih berpeluang terkoreksi terhadap dolar AS.

Periode

Kurs Senin (23/5) pukul 15:13 WIB

Kurs Selasa (24/5) pukul 11:04 WIB

1 Pekan

Rp14.652,0

Rp14.642,5

1 Bulan

Rp14.659,0

Rp14.652,0

2 Bulan

Rp14.648,0

Rp14.676,0

3 Bulan

Rp14.680,0

Rp14.710,0

6 Bulan

Rp14.769,0

Rp14.797,0

9 Bulan

Rp14.864,0

Rp14.892,0

1 Tahun

Rp15.019,0

Rp15.015,0

2 Tahun

Rp15.419,0

Rp15.447,0

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular