Incar Top 10 Bank Syariah Global, BSI Masuk Lewat UEA
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardimengungkapkan potensi bisnis di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) sangat besar.
Ia mencatat, total perdagangan antara Indonesia dan UEA setahun bisa mencapai US$ 4 miliar. Melihat hal itu, ia berharap BSI bisa memainkan perannya di sana. Terlebih, para trader selalu menggunakan bank asing terkait payment.
"Harapannya nanti karena tidak ada satu pun bank (Indonesia) yang beroperasi di sini, Kita bisa ikut ambil bagian. Selama ini trader menggunakan bank asing," terang Hery di CNBC TV, Senin (23/5/2022).
Selain itu lanjut Hery, Dubai menjadi market yang sangat potensial untuk sukuk global. Sehingga kehadiran BSI kedepan bisa menumbuhkan aliran internasional ke dalam negri untuk pengembangan berbagai proyek.
Dengan kata lain, pembukaan kantor perwakilan BSI diharapkan dapat menjadi daya tarik banyak pihak atau entitas untuk melakukan bisnis dengan Indonesia. Tidak hanya itu, ini juga diharapkan jadi daya ungkit pembangunan ekosistem perbankan syariah Indonesia kedepannya.
"Kita punya cita-cita seperti itu. Karena selama ini kita punya pengalaman menerbitkan sukuk, sebagian besar investor ada di middle," ujarnya.
Dengan berbagai upaya itu, jalan BSI go global dan masuk menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia terbuka lebar. Ia pun berharap, 2-3 tahun kedepan, BSI bisa masuk dalam 3 atau 10 besar bank syariah di dunia.
"Dalam tahun 2025 nanti diharapkan menjadi salahsatu global player. Artinya menjadi one of the top ten global. Sekarang dari kapitalisasi pasar, kita ini disejajarkan dengan bank syariah besar. di Timur Tengah kita ranking 12. Berjalannya waktu, bisnis tumbuh, harapannya dalam 2-3 tahun kita masuk dalam 3 atau 10 besar," jelas Hery.
Hery pun optimis apa yang ingin dicapai tersebut bisa dicapai. Pasalnya BSI sejauh ini dalam kondisi sehat dan memiliki pertumbuhan yang kuat dan cukup agresif.
Hal itu ujarnya telah dibuktikan dengan pertumbuhan organik di kuartal I 2022, dimana profit, aset hingga pembiayaan tumbuh double digit.
"Kami harus memiliki pertumbuhan sehat dan cukup agresif. Sudah kita buktikan pertumbuhan organik di kuartal 1-2022 dari sisi aset tumbuh double digit lebih dari 13%. pembiayaan lebih dari 10%, profit 33% lebih dan sebagainya. Kalo ini terus berlanjut, bottom line meningkat, secar fundamental BSI akan lebih bagus. Kami juga akan masuk ke segmen potensial, seperti mengembangkan wholesale banking," tutup Hery.
(dpu/dpu)