Duh! Kurs Dolar Australia Melesat, Tembus Rp 10.400/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 May 2022 14:05
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia menguat lagi melawan rupiah pada perdagangan Senin (23/5/2022), hingga menembus Rp 10.400/AU$. Pada Kamis (12/5/2022) lalu, dolar Australia sebenarnya sempat menembus ke bawah Rp 10.000/AU$, tetapi setelahnya terus menanjak. Dalam 7 hari perdagangan, dolar Australia mampu menguat sebanyak 5 kali.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia pagi ini menyentuh Rp 10.402/AU$, melesat nyaris 1% dibandingkan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.

Dolar Australia mulai menanjak setelah rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve bank of Australia/RBA).

Seperti diketahui, RBA di awal bulan ini menaikkan suku bunga pekan lalu sebesar 25 basis poin menjadi 0,35% dari rekor terendah sepanjang masa 0,1%. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak November 2010.

Bahkan kenaikannya lebih besar dari prediksi ekonom yang disurvei Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 15 basis poin.

Dalam notula yang dirilis pekan lalu terungkap RBA dua pekan lalu mempertimbangkan kenaikan sebesar 15 basis poin, 25 basis poin hingga 40 basis poin.

Artinya, RBA sebenarnya lebih hawkish, sebab ada pertimbangan kenaikan sebesar 40 basis poin. Hal ini menguatkan ekspektasi bank sentral pimpinan Philip Lowe tersebut akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar saat ini menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 23 - 24 Mei mendatang, dan pelaku pasar menanti petunjuk kapan suku bunga akan dinaikkan. Sebab, bank sentral global kini dalam tren menaikkan suku bunga.

Perry pada bulan lalu masih bersikap dovish dengan menyatakan akan bersabar dalam menaikkan suku bunga. Tetapi, dengan tekanan eksternal yang semakin kuat, capital outflow di pasar obligasi yang terus terjadi, serta inflasi inti yang terus menanjak, ada peluang BI akan bersikap lebih hawkish, dan akan memberikan tenaga bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular